Ketika menuruni tangga, Reza berusaha memberontak lagi. Dirinya merasa terhina ketika diseret seperti ini. Sedangkan Zeynar agak kesulitan menahannya karena Reza menahan kakinya. Alhasil dia tidak bisa menjaga keseimbangannya dan jatuh terguling dari tangga sampai ke bawah.

   Reza berpegangan pada pembatas tangga untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Dengan napas terengah, dia tersenyum melihat Zeynar yang tersungkur ke bawah.

   Sempat pusing, tapi Zeynar masih sadar. Ia mengepalkan tangannya ketika menyadari ada yang mengalir dari keningnya. Dia terluka.

"Jangan sampai terluka!"

   Perkataan Zora tadi sore sebelum dia meninggalkan gadis itu di rumahnya kembali terngiang dikepalanya. Teringat jelas wajah khawatir dan intonasi manja dari gadisnya.

   Zeynar bangkit, ia melirik tajam Reza yang sudah berdiri walau agak linglung. Zeynar kali ini terlihat menyeramkan, dia sangat marah sekarang.

   Melihat Reza yang berusaha kabur dengan menaiki tangga. Zeynar dengan cepat menaiki tangga dan menarik pemudah itu hingga membuatnya jatuh terguling dari atas tangga.

   Reza tak berdaya di bawah sana. Zeynar memutar lehernya, dia agak pegal karena jatuh dari tangga tadi. Dia menuruni tangga dengan wajah datar.

   Meski Reza hampir pingsan, dia tetap kembali menghajar pemuda itu dengan brutal. Tidak ada orang di sini, jadi dia bebas dan tidak ada yang akan menghentikannya.

Bugh

Bugh

Bugh

"Seperti katanya, lakukan apapun yang ada dipikiranmu."

Bugh

-----

   Cleobara Manuela Danuardja dan Arian Jey Saputra. Keduanya kini saling memimpin pasukan masing-masing.

   Jey menunjukkan senyum miringnya, tatapannya sangat dingin. Ia kemudian mengangkat tangannya. Para anggota Venomous yang sejak tadi bernafsu ingin menyerang kini memperhatikan kode dari Jey untuk menyerang.

   Tanpa basa basi semuanya langsung bersorak dan berlari menyerang para anggota Deadly.

"SERANG!!"

   Bara yang melihat pergerakan anggota Venomous langsung berteriak memerintah anggotanya. Kedua anggota geng motor tersebut saling bertubrukan dan menyerang tanpa ampun.

"Lo sebaiknya mundur, lo nggak bisa apa-apa dengan tangan seperti itu." Rendra mendorong Ginan sebelum pergi menghadapi anggota inti Venomous.

   Ginan berdecak kesal, ia mau tidak mau harus mundur.

"Jalang sialan! Awas lo kalau ketemu lagi." Umpatnya pada perempuan yang telah mengakibatkan tangannya patah.

   Reno Alfiandi dan Soni Dianggara kini saling berhadapan. Mereka langsung saling menyerang dan saling mengunci pergerakan masing-masing. Keduanya saling menatap tajam.

"Reno Alfiandi!" Geram Soni.

"Lo adalah musuh terbesar Venomous."

   Reno berusaha menahan kunciannya pada Soni. Bibirnya berkedut menatap tajam Soni. Apalagi mendengar ucapan selanjutnya dari Soni.

"Lo pembunuh, kan?" Bisik Soni.

   Reno langsung menendang perut Soni dan menghajar tepat disudut bibir pemuda itu. Soni hampir saja tersungkur, ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Badannya menegak kembali dengan menunjukkan tawa yang mengerikan.

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)Where stories live. Discover now