12/12

543 125 97
                                    


"Nanti aku makan malam di luar dengan Pak Louis. Kamu makan ini. Habiskan!"

Joanna mengangguk singkat. Saat ini dia sedang melepas sabuk pengaman. Sebab Jeffrey akan kembali melajukan mobilnya menuju tempat rapat yang ada di perusahaan kolega.

"Ciumnya mana?"

Tanya Jeffrey semabari menunjuk bibirnya. Sebab pasca menikah, mereka memang selalu mengecup bibir sekilas sebelum berangkat kerja. Sebagai stempel pengingat kalau mereka harus menjaga diri di tempat kerja.

Cup...

"Sudah! Berangkat sana! Hati-hati!"

Jeffrey mengangguk senang. Lalu melambaikan tangan pada istrinya yang kini sudah memasuki gedung kantornya. Dengan membawa tas kerja dan kotak makan yang sebelumnya disiapkan.

Setibanya di ruangan, Joanna dikejutkan dengan bunga besar yang sudah ada di atas mejanya. Dengan tulisan 'Selamat atas kehamilanmu, Joanna.'

Membuat Joanna mulai dipandangi para rekan kerjanya. Sebab mereka memang sedikit merasa bersalah pada Joanna. Karena sampai saat ini masih belum bisa akur dengannya. Padahal, sudah jelas-jelas Miranda sendiri yang telah menyangkal hubungan gelap Jeffrey dan Joanna sebelumnya.

Dengan gerakan kasar, Joanna langsung meletakkan keranjang bunga di bawahnya. Di samping tempat sampah yang biasa dipakai untuk membuang kertas dan yang lainnya. Sebab Joanna memang masih sensi atas insiden si kembar.

"Joanna, kamu hamil?"

Tanya Clara dengan hati-hati, saat ini dia mulai menatap Joanna yang sudah menghidupkan komputer dengan wajah kesal sekali.

"Hmmm."

"Ya Tuhan! Selamat, ya!!! Aku senang mendengarnya!"

Ucap Clara sembari mengulurkan tangan. Diikuti oleh para rekan kerja Joanna yang lainnya. Termasuk Gita juga. Sebab selama ini dia berusaha mengayomi seluruh anak buahnya. Namun Joanna tampak sulit didekati karena skandalnya.

1. 10 PM

Jam makan siang telah tiba. Saat ini Joanna berada di kantin bersama Clara dan Gita. Karena mereka tahu Jeffrey sedang rapat di luar. Sehingga mereka berinisiatif mengajak Joanna agar si ibu hamil itu tidak makan di dalam ruangan sendirian.

"Terima kasih."

Ucap Joanna pada Clara yang baru saja memberikan air mineral dingin padanya. Karena Jeffrey memang lupa membawakan air untuknya. Hanya kotak bekal dan isinya saja. Air minum tidak.

"Sudah berapa bulan?"

Tanya Gita tiba-tiba. Karena dia takut jika Joanna resign tiba-tiba. Sedangkan pekerjaan banyak dan karyawan lain akan sulit menghandlenya.

"Jalan satu bulan, mungkin."

"Kamu tidak ada niatan resign, kan?"

Timpal Clara, karena dia agak takut jika ditinggal Joanna. Sebab sudah pasti seluruh pekerjaan akan dilimpahkan padanya.

"Ada. Mungkin enam bulan lagi."

"Ya. Sudah. Aku akan menyebar lowongan pekerjaan untuk mengisi posisimu sesegera mungkin."

Clara mengangguk cepat. Mengiyakan ucapan Gita. Karena jika Joanna berterus terang sejak awal, maka mereka tidak akan kesusuhan mencari penggantinya.

Di tempat lain, Jeffrey sedang makan siang bersama Louis dan Miranda. Ada si kembar juga. Mereka tampak seperti keluarga bahagia sungguhan.

Lihat saja, saat ini Jeffrey sedang menyuapi Jeno. Sedangkan Miranda sedang menyuapi Juno. Begitu juga dengan Louis yang tampak sibuk memvideo.

Sebab jarang sekali dia melihat si kembar tampak bahagia seperti ini. Apalagi kalau bukan karena Jeffrey. Sebab kasih sayang Miranda saja tidak cukup untuk si kembar selama ini. Karena mereka juga butuh kasih sayang sosok ayah yang bisa memberi rasa aman dan mengayomi.

MR. RIGHT [END] Where stories live. Discover now