4/4

718 132 135
                                    


Jeffrey sangat menyukaimu dan jika kamu juga seperti itu, aku bisa membantu kalian agar bisa bersatu.

Joanna sudah berada di apartemen sekarang. Dia sedang Berendam di air hangat dan sedang memikirkan kata-kata Louis sebelumnya. Gila memang, membuatnya langsung pamit pergi tanpa berbicara apa-apa. Karena dia merasa jika Louis memang sedang mempermainkan dirinya.

Apa aku resign saja?

Batin Joanna sembari menatap depan. Tentu saja dengan keadaan badan telanjang dan penuh busa.

Tidak-tidak! Aku masih punya banyak cicilan! Jam tangan Jeffrey saja masih harus dicicil 24 bulan!

Joanna mulai memukuli kepala. Merasa bodoh karena bisa-bisanya membelikan jam tangan mahal pada suami orang. Namun, pukulan di kepala langsung terhenti ketika mengingat jika dia mendapat kalung mahal yang seharga apartemen juga.

Tangisnya juga mulai reda setelah meraba lehernya. Karena setidaknya, dia tidak rugi-rugi amat. Benar, kan?

6. 20 PM

Di tempat lain, Jeffrey sedang menaiki lift. Karena berniat mengunjungi apartemen Joanna saat ini. Sebab dia diberi tahu oleh salah satu rekan kerja Joanna jika si wanita pulang lebih cepat hari ini.

Cekelek...

Joanna membuka pintu apartemen karena mengira jika yang datang adalah pengantar makanan yang baru saja dibeli. Sehingga dia tidak melihat interkom dan memeriksa siapa yang datang kali ini.

"Joanna..."

Jeffrey mencoba masuk meskipun Joanna berusaha menutup pintu. Namun usaha si wanita tentu saja sia-sia saat itu. Karena dia sedang kelaparan waktu itu.

"Ada apa lagi, hah!? Sudah kubilang jangan temui aku lagi! Gila kamu, ya! Sudah punya anak istri tapi masih gatal mendekati!"

Jeffrey yang memang cukup pendiam selama ini, kini mencoba lebih agresif. Bahkan dia sudah memaksa masuk tanpa diberi izin. Membuat Joanna jelas takut saat ini. Apalagi dia masih memakai bathrobe mandi dan handuk yang masih berada di kepalanya sendiri.

"Aku tidak pernah mencintai Miranda. Demi Tuhan! Aku menikahinya hanya karena balas budi pada Pak Louis yang telah membiayai sekolahku setelah Papa meninggal. Aku juga tidak---"

"Aku tidak mau mendengar omong kosong ini! Silahkan pergi! Tolong pergi jika tidak ada hal penting lain yang bisa kau katakan saat ini!"

Seru Joanna sembari membuka pintu lagi. Agar Jeffrey segera pergi. Karena dia benar-benar tidak ingin berurusan dengan istri orang lagi.

Brak...

Jeffrey langsung menutup pintu dengan kencang sekali. Lalu mendekap Joanna erat-erat kali ini. Untuk yang pertama kali. Karena di villa kemarin, mereka hanya ciuman dan saling merapatkan diri. Tidak sampai benar-benar berpelukan seperti ini.

"Aku menyukaimu. Sangat. Aku ingin kita bersama dan aku akan menceraikan istriku segera. Jadi, tolong jangan menghindar."

Joanna berusaha melepaskan diri, namun tentu saja diatahan oleh Jeffrey. Membuat Joanna kesal sendiri dan berniat benar-benar menjauhi Jeffrey. Sebab dia memang tampak seperti laki-laki bajingan di matanya saat ini.

"LEPAS KUBILANG! AKU TIDAK MAU MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN LAKI-LAKI TIDAK SETIA SEPERTIMU!"

Jeffrey mulai merenggangkan pelukan. Lalu menatap Joanna lekat-lekat. Menatap wajahnya yang sudah memerah karena marah.

"Aku tidak pernah selingkuh dari Miranda, sebelumnya. Aku akui aku memang salah karena telah mendekatimu ketika masih menikah. Tapi ini karena aku sudah tidak bisa menahan perasaan. Aku benar-benar menyukaimu dan ingin terus bersama denganmu. Joanna, aku janji akan bercerai dengan cepat agar kita bisa bersama."

MR. RIGHT [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang