10/10

663 122 93
                                    

Beberapa bulan kemudian.

Anggap Jeffrey sedang diberkati, karena niat baiknya yang ingin menikahi pujaan hati dapat dipermudah saat ini. Ya, meksipun awalnya harus berjuang sendiri untuk melobby orang tua Joanna yang sebenarnya tidak bisa menerima masa lalunya yang rumit.

Namun, beruntung hal itu dapat diatasi dengan baik sehingga kini---dia dan Joanna resmi mesjadi suami istri setelah berulan-bulan mempersiapkan semua ini.

Jeffrey dan Joanna menikah setelah satu tahun setengah perceraian Jeffrey dengan Miranda. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu dekat pula. Namun, hal itu tentu saja masih menimbulkan banyak gunjingan orang.

Terlebih, pada Joanna yang sejak dulu pernah digosipkan menjadi orang ketiga di pernikahan Jeffrey dan Miranda.

Sebenarnya, Joanna sudah klarifikasi pada teman-teman kantornya. Jika sejak awal dia tidak tahu jika Jeffrey sudah memiliki istri dan anak sebelumnya. Namun mereka enggan percaya. Sebab dulu Gita pernah mengingatkan, namun Joanna justru denial dan terus melanjutkan.

"Kukira kamu tidak masuk kerja. Memangnya tidak lelah?"

Tanya Clara, salah satu rekan kerja Joanna yang duduk di sebelah kubikelnya.

"Tidak. Aku dipijat suamiku semalam."

Bohong Joanna pada Clara. Karena nyatanya, semalam dia langsung tidur pasca menghapus make up, mandi kilat dan memakai skincare malam.

Mengingat acara resepsi diadakan berjam-jam karena Jeffrey anak tunggal dan Joanna anak pertama di keluarganya. Sehingga pernikahan mereka diadakan begitu meriah di hotel bintang lima.

Iya. Jeffrey dan Joanna baru menikah kemarin. Louis datang bersama Miranda. Namun tidak dengan si kembar. Para rekan kerja mereka juga datang. Sehingga seluruh penghuni kantor tahu jika Joanna yang selama ini dianggap sebagai pelakor telah menjadi istri sah.

"Pak Louis pasti tidak memberi suamimu izin libur, ya?"

"Tidak. Dia bahkan sudah menyiapkan tiket honey moon ke Eropa selama dua minggu. Tapi kita tunda karena suamiku sedang mengurus proyek besar yang aku yakin kamu tahu apa itu."

Clara hanya mengangguk singkat. Kemudian kembali menatap komputernya.

Sedangkan Joanna, dia mulai menghidupkan komputernya. Lalu membalas pesan Jeffrey yang bertanya apa dia baik-baik saja sekarang.

Sebab Jeffrey benar-benar mengkhawatirkan istrinya. Takut dia dibully oleh rekan kerjanya. Karena Joanna memang termasuk anak baru di sana. Mengingat dia baru bekerja di sana selama dua tahunan.

Jeffrey ❤️ : Km baik-baik saja, kan? Tidak ada yang mengganggumu, kan?

Tenang, mana ada yang berani mengganggu Joanna? I'm perfectly fine! Km fokus kerja saja. Aku bisa menjaga diri sendiri. Kalau ada yang berani mengganggu, jelas akan kubalas dua kali. Jadi, jangan khawatir.

Setelah mengirim balasan, Joanna langsung mulai bekerja. Dengan raut senang karena akhirnya dia bisa menikah. Dengan pria yang dicinta. Ya, meskipun harus menahan cemoohan orang karena masih menganggapnya sebagai perebut suami orang.

"Kudengar, Pak Louis memberi hadiah kalian rumah di Pondok Indah, ya?"

Tanya Clara tiba-tiba. Membuat Joanna mengangguk singkat. Karena hadiah pernikahan terbesar yang diterima nomor dua setelah semua isi tabungan Jeffrey yang telah pindah tangan menjadi miliknya adalah rumah pemberian dari Louis, ayah Miranda.

Karena pria berdarah Jerman itu memang sangat baik dan bijak orangnya. Dia juga sudah menganggap Jeffrey sebagai anaknya karena dia juga ikut merawat Jeffrey sejak Sandi meninggal hingga sebesar sekarang. Sebab Sandi alias ayah Jeffrey adalah sahabatnya. Sehingga dia begitu menyangi Jeffrey seperti dia menyayangi Miranda.

MR. RIGHT [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang