Raka memejamkan matanya, menahan emosi yang akan meledak kapan saja. Jika saja bukan gadisnya, mungkin sekarang ia akan menembak kepala tersebut menggunakan pistol yang ia punya. Melihat sekilas jam yang berada dipergelangan tangannya, lalu kembali melihat kelantai atas tepat berada di kamar mereka.
Dengan segera Raka menyusul gadisnya yang sedang berada dikamar mereka. Gadis itu terlihat sedang bermain ponsel sambil duduk di sofa kamar dengan wajah murungnya. Queen yang menyadari kedatangan pemuda itu, langsung saja membuang muka tak memperdulikan.
Raka berjalan mendekat kearah gadisnya yang terlihat acuh terhadapnya, "Gue pergi dulu, ingat jangan keluar dari apart." Ujar Raka setelah mengambil kunci motor sport nya yang kebetulan laci nya berada di dekat gadis itu.
Queen melihat punggung Raka yang melihat begitu saja, dibuat cengo dengan sifat acuh pemuda itu, "Sial, bukannya dipujuk malah ditinggalin." Geram Queen kemudian bangkit daei duduk nya.
brum brum
Setelah melihat kuda besi itu melaju meninggalkan perkarangan apart, dengan cepat Queen berjalan menuju Walk-in closet, tak perlu mengganti baju, ia hanya menambahkan jaket hitam yang sangat cocok dipadukan dengan tanktop hitam nya, sehingga menampilkan belahan dada gadis itu.
"Perfect."
Setelah dirasa sempurna, gadis itu tak lupa mengambil ponsel miliknya yang berada di laci tepat saat Raka mengambil kunci motor sport pemuda itu. Menghubungi seseorang yang bisa membantu ia untuk keluar dari apart ini.
"WOI JA!"
"Buset Queen, salam dulu napa."
"Ssst udah jangan banyak bacot, cepat jemput gue di apart."
"Mau mana lo, kena gibeng Raka nyaho."
"Halah, lo tau kan Raka lagi balapan, bilang aja gak mau nganter gue."
"Ya emang, ntar gue yang kena hajar Raka. Lagian lo ngapain kesana, tempat kayak gitu gak cocok buat lo."
"Gue gak suruh lo ceramah ya bujang, cepat kesini jemput atau gue ngadu daddy ni."
"Buset iye iye, otw ni. Kalau Raka ngamuk gue gak ikut-ikutan yak."
"Bawel lo, cepetan."
Tut
Setelah sambungan terputus, Queen segera beranjak untuk turun kebawah menunggu kedatangan kembarannya.
"Awas lo Raka, macem-macem. Gue potong Pagatot."
***
Suasana di arena balap terkesan mencekam dimana kedua kubu dengan kekuatan yang berbeda tengah berkumpul menjadi satu.
Varo dengan gaya tengilnya, berjalan kedepan kearah sang musuh, "Kali ini, apa lagi yang mau lo taruhin."
YOU ARE READING
RAKA [END✓]
Teen Fiction⚠️sebagian part di privat follow sebelum membaca⚠️ ~𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐥𝐚𝐡, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠~ *** "Ck, apa lagi sih," Decak Queen menepis tangan kekar yang masi melilit dipinggangnya. Usahan...
Bab 32
Start from the beginning