67 : Pisah/Jangan?

Start from the beginning
                                    

3 bulan kemudian...

"Buna Onti, Buna Onti...." Gadis cilik bermata sipit berteriak heboh didepan orang yang belakangan ini sangat ia sayangi.

Bukan tanpa alasan, gadis kecil bernama Leoni itu sedang senang sekali karena hari ini adalah hari bahagianya. Tepat pukul 00.01 malam tadi, usianya genap 4 tahun.

"Oni udah bangun," tanggap perempuan yang menjadi lawan bicara Leoni. Tentu sangat mudah ditebak kalau itu Naya.

Naya menghentikan aktivitas menghias kue ulang tahun yang ia geluti sedari subuh, beralih ke Leoni.

"Udah dong Buna Onti, Buna Onti buat kue untuk Oni ya?" Leoni antusias saat mendapati kue tart bertemakan kartun kesukaannya. Hello Kitty.

"Iya dong." Susah payah Naya menunduk untuk meraih kepala si anak kecil. "Selamat ulang tahun, semoga di umur baru ini apa yang Oni inginkan dikabulkan sama Allah. Tambah pinter dan hormat sama Mami dan Om jangan lupa ya...."

"Dan Buna Onti juga," sambar Leoni.

3 bulan tinggal bersama nyatanya mampu menciptakan ikatan batin antara dua manusia itu. Walaupun tak ada hubungan darah, keduanya punya rasa kasih dan sayang yang tulus. Naya menyayangi Leoni, begitupun sebaliknya.

"Anak pinter." Naya kembali meluruskan berdirinya, agak sulit bahkan harus dibantu tangan yang diletakkan di pinggang lantaran usia kandungannya sudah semakin menua.

3 bulan yang sudah dilewati membawa banyak perubah dari fisik Naya. Sekarang usia kandungannya hampir 7 bulan, tinggal menghitung hari untuk menggenapkannya.  Bicara soal sekolah, Naya memilih cuti. Berharap sekolah swasta-nya itu tidak menyuruhnya mengulang satu tahun lagi.

"Oni bantu ya."

"Jangan, mending kamu sama Mami dan Om. Mereka—"

"LEONI, LEONI ANAK MAMI. KAMU DI—"

Teriakan satu perempuan berambut panjang spontan berhenti kala melihat putri kecilnya ada bersama Naya.

Dia Raya. Kepulangannya dari luar negeri membuahkan hasil, perlahan namun pasti ia hampir berhasil bebas dari belenggu depresi yang sedari lama diderita. Tinggal 25% untuk mencapai kata sembuh sepenuhnya.

"Leoni, Om kamu sudah bilang berulang kali kalau kamu nggak boleh terlalu dekat dengan orang asing." Raya menarik lengan Leoni, menjauhkannya dari Naya secara terang-terangan.

"Buna Onti bukan orang asing, Mami. Dia ibunya Oni juga. Oni sayang ba—"

"Ssttt... Kecil-kecil jangan suka membantah. Ikut Mami ke ruang tengah." Kalau tadi menarik lengan, kini Raya menggendong Leoni langsung.

Naya cuma tersenyum, ini sudah biasa. Hidupnya 3 bulan belakangan sangat bertolak belakang dengan hidupnya saat itu, saat Algra menyayanginya bahkan menjadikannya ratu.

Selama 3 bulan ini pula, Raya diajak Algra untuk tinggal bersama.

Drtttt

Abang ☁️

[Nay, kenapa dari kemarin gak diangkat teleponnya?]

Perempuan berbaju langsungan warna biru muda itu menghela napas kasar. "Ck... Capek juga nyembunyiin semua ini," decaknya.

Perkara Algra yang berubah setelah mendapat pengaruh dari Felix dan Raya belum diketahui oleh siapapun, termasuk Bintang. Naya terlalu yakin, kalau ia mengadu pasti bakalan disuruh pisah. Mana terima Papa dan Abangnya kalau anak paling bungsu dalam keluarga mendapat perlakuan buruk dari orang lain.

ALGRAFIWhere stories live. Discover now