Naya yang untungnya masih berpakaian lengkap buru-buru mengancingi piyamanya, lalu ikut turun dari ranjang, menghampiri Leoni. "Oni kenapa? Nggak bisa bobo ya?"

"Buna engga kenapa-napa kan?" Pandangan Leoni menyusuri seluruh tubuh Aunty-nya. "Om apain Buna tadi?" tanyanya penasaran, apalagi setelah melihat leher Naya memar.

"Lehelr Buna melrah," panik Leoni mengira leher Naya habis digigit vampir.

"Iya, tadi digigit setan, tapi gapapa kok," respon Naya asal.

Perempuan yang tengah hamil 2 bulan setengah itu menggendong Leoni dan membawanya ke ranjang.

"Oni pasti nggak bisa bobo di kamar sendirian."

"Iya Buna, Oni takut sendilrian...."

"Bobo disini aja ya, sama Buna Aunty, sama Om Algla juga." Naya menarik selimut untuk menghangatkan Leoni.

Bicara soal Algra, dia tadi langsung ke kamar mandi. Entah mau apa dia di sana.

"Buna Aunty tinggal sebentar ya?" izin Naya, menyebut dirinya Buna Aunty. Daripada Buna saja, lebih enak kalau ditambah Aunty, katanya.

Leoni mengangguk-angguk. "Iya Buna... Buna Onti." Seakan punya ikatan batin, anak kecil itu langsung tau kalau Naya ingin dipanggil dengan panggilan Buna Aunty.

"Ya udah, bentar ya...."

Lumayan khawatir juga Naya dengan Algra yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi.

"Astaghfirullah, habis berapa batang Bang?" sindir Naya melihat kamar mandi penuh dengan busa. Ingin sekali menertawai itu, tapi ia sadar Algra tidak akan begini kalau dilayani.

Algra diam saja, lebih baik menyirami bekas perbuatannya yang membuat lantai ternodai.

"Besok malem deh, janji." Naya melengkungkan jari kelingkingnya, langsung disambut Algra. Kasihan juga melihat lelakinya lemas.

"Ingkar janji dosa."

"Iya-iya, udah sana pake bajunya," titah Naya. "Udah gue siapin di kursi meja belajar."

Tidak ingin Leoni menunggu lama, Naya segera kembali ke kamar, meninggalkan Algra yang masih mengumpulkan tenaganya kembali.

"Hey, kemana?" tegur Naya lantaran Algra hendak membuka pintu keluar.

"Tidur di kamar sebelah," jawab cowok berkaos hitam itu lugas.

"Nggak boleh, lo harus tidur disini bareng kita."

Algra menghela napas kasar. "Iya!"

Kenapa Algra, kok jadi cuek? Apa gara-gara yang tadi gagal?

"Felix buat hidup gue nggak tenang," Algra membatin, tadi Felix memang sempat menghubungi Algra dengan nomor WA yang berbeda.

"Gra?"

Sesudah panggilan Naya yang kesekian, cowok itu langsung melipir ke ranjang yang sudah ditempati personil baru.

Ketika Algra membaringkan tubuhnya, Leoni spontan balik badan. "Om...." Ia tersenyum manis, mulai berani menyentuh pipi Algra.

"Om itu ayah Oni ya?" tanya Leoni polos.

"Bukan lah, gue bukan ayah lo." Algra menjawab dengan gaya dan nada bicara yang kurang mengenakkan, membuat Naya bereaksi.

"Algra... Bisa dikondisikan gaya ngomongnya." Di seberang Leoni, Naya menyodorkan kepalan tangan. Kemudian menarik bocah kecil itu ke pelukannya agar tidak trauma dengan sikap Algra.

"Maaf."

Sebenarnya Algra itu lumayan suka dengan anak kecil. Tapi karena Leoni menyangkut dengan Felix yang sampai hari ini mengusik ketenangan hidupnya, ia jadi begitu. Cenderung kasar dan tidak ber-prianakkecil-an.

ALGRAFIWhere stories live. Discover now