Adik Laki-laki

213 16 1
                                    

Lily baru selesai mandi. Gadis itu merasa tubuhnya segar kembali setelah semalaman bekerja di dapur istana yang sangat luas. Ia pun menaruh handuknya di rak handuk tepat disamping kamar mandi.

"Sudah selesai?" suara lembut itu membuat Lily terkesiap dan berbalik ke belakang. Ia mendapati Aisha yang sudah duduk dengan anggun dipinggir kasur sambil melipat selimut.

Lily menghampiri bibinya dengan tersenyum tipis lalu mengangguk, "Sejak kapan bibi disini?"

Aisha mendongak, menatap Lily yang masih berdiri. "Sejak kau mandi. Duduklah, ada yang mau bibi tanyakan padamu." Lily menurut dan duduk berhadapan dengan Aisha.

"Sekarang katakan pada bibi dengan jujur. Apakah kau punya hubungan dengan pangeran Mike?"

Lily yang terkejut sontak kembali berdiri. "Bibi, Lily sudah bilang kalau Lily tidak ada hubungan apa-apa dengan pangeran Mike, sungguh," jawabnya sambil berjalan kearah cermin

"Tidak ada hubungan apa-apa tapi pangeran Mike sering mengajakmu pergi?" tanya Aisha seraya menaikkan satu alisnya dengan tatapan menyudut. "Apa kalian pergi berkencan waktu itu?"

Pertanyaan itu membuat Lily melotot. Ia hanya terdiam melihat dirinya di cermin, tidak tau harus mengatakan apa pada bibinya.

"Lily, jujur saja pada bibimu. Belakangan ini bibi juga sering melihatmu berdua dengan pangeran Mike," lanjutnya lagi seraya tersenyum menggoda.

Lily tetap menggeleng walau patah-patah. "Mungkin itu hanya kebetulan saja aku bersama pangeran Mike,"

"Mana mungkin kebetulan terjadi berulang kali. Apa kebetulan itu bisa direncanakan?"

Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar dari luar. Lily bersorak dalam hati lalu segera membuka pintu kamar dengan semangat.

Sherly muncul dibalik pintu dengan wajah yang ditekuk, pakaiannya lusuh dengan rambut yang sedikit  berantakan. "Putri Rinna memanggilmu di kamarnya."

Lily mengangguk sambil tersenyum, "Baiklah aku akan segera kesana."

"Jika dia mencariku bilang saja aku sibuk di dapur. Kau tahu? Aku tidak kuat lagi melihatnya memakan daging mentah di kamar. Aku mau ke kamar mandi," ucap pelayan itu setengah berbisik lalu pergi melalui Lily.

Lily sempat menoleh kearah bibinya yang masih duduk manis sambil menatapnya heran.

"Kau mau kemana Lily?" tanya Aisha.

"Putri Rinna menyuruhku ke kamarnya," jawab Lily dengan senyum menang. Akhirnya ia dapat menghindari pertanyaan maut bibinya itu.

"Sampai nanti lagi, Bi..."
ucapnya sambil menutup pintu.

_______

Lily mengetuk pintu kamar Rinna yang sedikit terbuka. Tak lama sahutan dari dalam terdengar menyuruh Lily masuk. Rinna yang sedang berdiri dihadapan cermin menoleh kearahnya sekilas sambil tersenyum. Kakak perempuan Mike itu terlihat cantik memakai gaun putih tanpa lengan selututnya dengan sabuk berwarna emas yang melingkar di pinggangnya dengan elegan. Rinna memang mewarisi keanggunan Sang Ratu, apalagi jika berpenampilan seperti itu.

Seketika Lily tertegun, ia baru sadar tidak semua wanita vampire terlihat menyeramkan. Banyak juga diantara mereka yang berparas manis seperti Rinna Simon.

"Lily, bagaimana penampilanku? apa ada yang kurang?" tanya Rinna yang membuat lamunan Lily buyar. Ia heran, tidak percaya putri vampire itu meminta pendapatnya.

"Ehm... kurasa tidak putri. Anda sangat cantik." Pujian Lily membuat Rinna mengembangkan senyumnya lalu kembali melihat dirinya dikaca.
Seperdetik kemudian, wanita itu kembali menghadapnya lalu menatap Lily dengan wajah kurang puas.

My Strong Girl Mate [Completed]Where stories live. Discover now