Crystal Clear

159 14 0
                                    


Pagi hari itu adalah hari yang tidak biasa bagi Audrey. Pagi-pagi sekali tepatnya pukul lima pagi, Arnold hanya pamit sebentar padanya untuk pergi ke wilayah Peri. Arnold memberitahu bahwa ia akan pergi bersama Raja, Ratu dan sebagian prajuritnya. Pangeran itu masuk kedalam kamarnya saat Audrey baru saja bangun tidur. Tapi kali ini Pangeran itu tidak mengajaknya.

Harusnya Audrey senang karena bisa bebas selama Arnold pergi. Hampir semua penghuni istana tidak ada di kastil karena pergi ke wilayah Peri. Sehingga Audrey pun diberi kebebasan untuk keluar masuk kamar dan berkeliling kastil tanpa ada yang melarang.

Namun kali ini ia memilih berdiam diri di kamar. Entah mengapa Audrey menyimpan kekhawatiran pada tuannya Itu. Audrey berharap Arnold bisa pulang dengan selamat.

Tak Tuk Tak Tuk..

Suara langkah kaki dari yang ia dengar dari kejauhan mulai terdengar semakin dekat bahkan langkah seseorang itu terhenti tepat di depan pintu kamarnya. Audrey menoleh kearah pintu, menunggu siapa yang akan membuka pintu itu dengan jantung yang berdegup kencang.

Sesaat kemudian pintu itu akhirnya dibuka perlahan dan membuat Audrey mematung karena terkejut. Seorang pria tinggi memakai setelan hitam lengkap dengan sabuk cokelat, topi hitam dan atribut lainnya muncul dibalik pintu. Pria yang merupakan pengawal kerajaan itu habya terdiam dan mereka saling menatap. Audrey berusaha mengenali wajah Pria itu.

"Da-Dariel...?"

"Audrey... kau disini?" gumam pria itu, kemudian mendekati Audrey. Audrey masih memandang pria di depannya tak percaya.

"Ternyata dugaanku benar selama ini. Kau adalah..."

Belum selesai Dariel berbicara, Audrey pun menghampiri dan memeluk sepupunya itu.

"Dariel... aku bersyukur bisa melihatmu lagi.."

Dariel membalas pelukan Audrey. "Aku juga bersyukyr bisa menemukanmu disini. Kau benar fana dari Pangeran Arnold?"

Audrey mengangguk, air matanya membasahi pipi.

"Jangan menangis Audrey, aku ada disini sekarang," Dariel menyeka air mata di pipi gadis itu. "Kenapa aku tidak pernah melihatmu selama di kastil?"

"Karena seharian aku hanya berada di kamar ini. Arnold hanya mengajakku keluar saat dia pergi saja. Setelah pulang, dia akan mengunciku lagi dikamar ini," tukas Audrey dengan wajah pasrah.

Dariel menatap sepupunya iba. Ia mengusap kepala gadis itu dengan sayang. "Apa pangeran Arnold bersikap kasar selama ini padamu?"

Audrey terdiam sejenak. "Tidak juga. Hanya saja dia sedikit menyebalkan."

Dariel menghela nafas lega. "Lalu kenapa kau tidak pergi dengannya hari ini? Mereka sedang menjalankan misi di wilayah Peri."

Audrey mendengus kasar. "Ya, aku tahu. Tapi dia tidak mengizinkanku ikut."

____

Seluruh pasukan yang terdiri dari 22 orang yang termasuk Lily dan kaum warlock sudah berada di sebuah hutan perbatasan. Itu artinya, sekitar 1 jam setengah lagi mereka sampai di Othsland.

Dengan perbekalan seadanya dan senjata masing-masing, mereka sudah siap untuk melakukan perjalanan cukup panjang. Lily melirik Mike yang terlihat sangat siap saat itu. Walaupun posisinya kini harus tergantikan oleh Arnold, pangeran vampire itu tetap menunjukkan semangatnya.

Setelah cukup lama berjalan menyusuri hutan, akhirnya mereka sampai di portal wilayah peri. Arnold memberi arahan pada para pasukan untuk masuk satu- persatu.

Setelah sampai di Othsland, perjalanan mereka dilanjutkan menuju bukit Eastle. Bukit dengan dengan hamparan rumput luas. Kedatangan mereka sudah ditunggu oleh para prajurit peri. Mereka tidak berjumlah banyak, hanya prajurit inti yang termasuk dengan Dalvin, Darlene, Walter dan Alecia disana.

My Strong Girl Mate [Completed]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu