Jujur

244 17 0
                                    


Suasana di ruang perkumpulan kastil peri itu nampak hening beberapa saat. Para prajurit inti dan anggota peri lainnya sudah berkumpul menunggu perkataan Ratu Aemilie selanjutnya.

"Kita harus cepat evakuasi para gadis dan anak-anak ke Mardieva. Karena hanya disanalah tempat teraman bersama sebagian kaum warlock." Ujar Ratu Aemilie serius yang dibalas dengan anggukan seluruh prajuritnya.

"Tapi Ratu, bagaimana dengan Unseelie? Apa mereka akan menentang jika anggota kita kesana?" tanya Dalvin.

Ratu Aemillie menghela nafas seraya meletakkan kedua lengannya diatas meja. "Mau tidak mau, mereka harus menerima anggota kita. Situasi disini sedang darurat. Jika mereka menentang, maka mereka akan melanggar perjanjian antar kaum sesama peri," jawabnya segan. Dalvin pun mengangguk.

"Kini buku penjagaan sudah berada ditangan kita. Tak lama lagi, kita akan berperang dengan Dementor dan sekutunya vampire Argartha. Jadi aku meminta kalian untuk bersiap dan melatih kekuatan kalian masing-masing." Lanjut Ratu lagi.

"Cleve," panggil Ratu Aemillie, membuat prajurit peri bertubuh besar dan tinggi itu menoleh.

"Yes, my Queen?"

"Aku percayakan padamu untuk menyimpan buku penjagaan ini dalam gua bawah tanah yang dihuni para Asrais." Perintahnya seraya memberi buku yang tersimpan dalam kotak kaca.

Cleve mengangguk ragu kemudian menerima kotak kaca itu. "Anda yakin buku ini aman disana My Queen?"

"Gua itu sudah ratusan tahun tidak terjamah oleh mahkluk lain selain peri. Hanya ada peri Asrais yang menghuni gua itu seumur hidup. Setidaknya mereka dapat membantu menjaga dan menyesatkan seseorang yang hendak masuk kedalam gua mereka, " jawab ratu Aemilie dengan nada anggunnya.

Beberapa saat keadaan kembali hening. Ratu terlihat sedang berbisik pada Cleve dan beberapa prajurit inti lainnya. Dalvin dan Darlene yang juga berada disana hanya bisa memperhatikan mereka.

"Apa yang sebenarnya mereka rencanakan?" gumam Darlene berbisik pada. Dalvin tidak meresponya, ia hanya diam menunggu keputusan selanjutnya.

"Baiklah untuk seluruh prajurit dan anggota, silahkan persiapkan tempat untuk latihan kita nanti. Aku meminta Daphney dan Walter untuk ikut denganku ke gua," tukas Cleve dengan lantang.

Walter dan Daphney yang duduk disebelah Dalvin pun mengangguk dan berdiri mengikuti Cleve keluar dari ruangan itu. Setelah perkumpulan selesai, semua yang ada disana termasuk Ratu Aemillie  meninggalkan ruangan kecuali Darlene dan Dalvin.

"Kenapa kau tidak ikut juga? kenapa hanya mereka saja?" Tanya Darlene yang heran dan tidak setuju.

"Ratu telah memilih Cleve sebagai pemimpin prajurit Darlene, sudahlah. Terserah Cleve ingin memilih siapa," sahut Dalvin tanpa melihat adiknya itu.

"Tapi kau juga prajurit inti Vin..--"

"Sudahlah. Turuti saja perintah Ratu. Lebih baik kita segera menemui warlock. Alecia sedang membutuhkannya," potong Dalvin menyudahi percakapan mereka dan pergi.

____


Siang itu, Mike berjalan dengan gontai menuju halaman depan istananya. Ia terlihat menggunakan kaos hitam pendek yang dibalut dengan jaket kulit coklat dan celana jeans. Tak lupa ia memakai cincin perlindungan yang diberikan Chloe untuk melindunginya dari panas matahari. Mike sebenarnya sedikit menyesali nasibnya karena ras mereka tidak memiliki kelebihan  bertahan dibawah panas matahari. Berbeda dengan Vampire Argartha dan Vexonia.

Setibanya di gerbang istana, Mike menghentikan langkahnya. Vampire itu terdiam mencari sesuatu.

"Motor Anda ada disana pangeran," ucap salah satu pengawal bernama Abigail seraya menunjuk motor hitam silver besar yang sudah terparkir di dekat taman.

My Strong Girl Mate [Completed]Where stories live. Discover now