Strong Girl : epilogue

596 28 4
                                    

Author Pov.

Liviana Alexander. Remaja berusia tujuh belas tahun itu lebih akrab dengan panggilan Lily. Nama Lily adalah panggilan kecil dari ibu dan ayahnya sejak bayi. Lily sekarang adalah gadis perempuan yang diasuh sejak usia tiga tahun oleh bibinya, Aisha Lynnora Veronica. Sudah bertahun-tahun mereka tinggal di sebuah rumah sederhana di desa pinggir kota Axnessia.

Kehidupan Lily tak luput dari rasa kesepian dan bosan. Itu sebabnya Lily menjadi emosional. Kedua orang tuanya telah pergi meninggalkannya untuk merantau ke luar kota saat usianya balita, dan sampai saat ini ibu dan ayahnya belum pernah kembali menemuinya bahkan memberi kabar.

Lily mempunyai adik laki-laki yang bernama Louie. Mereka dulu tinggal bersama dengan bibinya Aisha. Usia Louie hanya beda satu tahun dengan Lily. Namun sayang, adik laki-lakinya itu dikabarkan meninggal setelah diculik orang-orang misterius sejak umurnya dua tahun. Sejak saat itu, Lily dan Aisha merasakan kesedihan bertubi-tubi, kehilangan seseorang yang sangat disayanginya.

Sejak kecil Lily selalu bertanya pada bibinya,

Sebenarnya Ibu dan Ayah pergi kemana?

Maka bibinya selalu memberi jawaban yang sama yaitu
Mereka berada diluar kota untuk bisa menafkahimu.

Itulah jawaban yang selalu terlontar dari bibinya. Entahlah, karena sudah terbiasa hidup tanpa kedua orang tuanya, Lily jadi terbiasa bahkan sudah lupa dengan mereka.

Entahlah, hingga kini Lily masih berharap kedua orang tuanya akan menemuinya suatu saat nanti. Tapi dibalik semua itu, Aisha sudah menganggap Lily sebagai anaknya sendiri dan harta satu-satunya yang Aisha punya saat ini. Terlebih karena suaminya telah lama meninggal dan Aisha sendiri tidak bisa memiliki keturunan.

Walaupun banyak suka duka yang gadis itu hadapi, Lily tidak pernah terhanyut dalam kesedihannya. Kehadiran sahabat sejak kecilnya bernama Audrey, membuat rasa sedihnya terobati dan selalu  membuat Lily terhibur.

Audrey adalah gadis sepantaran Lily yang juga tinggal di desa. Nasib Audrey pun hampir sama dengan Lily. ia juga merasa kesepian karena ibunya yang terlalu sibuk bekerja dan ayahnya sudah lama meninggal.

Satu hal yang masih menjadi tanda tanya bagi Lily. Sejak lahir, di belakang lehernya sudah terdapat tanda oval berukuran kecil berwarna biru muda. Aisha bilang itu hanya tanda lahir yang unik.

Namun Lily juga kerap kali merasa aneh jika ia sedang marah. Dirinya merasa lebih kuat bak memiliki kekuatan super. Karena semua barang yang tak disentuhnya pun dapat melayang dan terjatuh sendiri seperti kekuatan Telekinetik. Audrey lah yang pertama kali melihat kejadian itu saat Lily benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya.

Kejadian tak terduga lainnya adalah, ketika Lily dapat mengubah air embun di sehelai daun menjadi beku dalam hitungan detik. Audrey juga pernah melihat iris mata Lily yang berubah warna menjadi biru cerah sama seperti warna tanda lahirnya. Tapi kejadian itu tak berlangsung lama. Lily tidak begitu menyiasati keahliannya dan menganggap itu semua hanya kebetulan.

_____

Kringgg...kringgg...

Lily tersentak saat bangun dari tidur siangnya, kedua kelopak matanya terpaksa dibuka saat kantuk masih menyelimutinya.

"Ya ampun, ternyata telepon yang berdering," gumamnya malas.

"Halo Lily!"

"Halo? Siapa ini?"

"Hey ini Audrey! kamu tidak kenal suaraku?"

"Oh... Mm.. Maaf Audrey aku baru bangun tidur. Ada apa?" seketika matanya yang terpejam itu terbuka.

My Strong Girl Mate [Completed]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ