"Beneran ya Bu Vira? Kami tunggu,"

"Undang kami juga untuk menjadi saksi," atau memakan makanan orang kaya.

"Iya, saya berjanji. Minta maaf juga karena putra saya sudah membikin keributan malam-malam."

"Baik kalau gitu, kami permisi." para warga sekaligus satpam kompleks berlalu pamit.

Vira menghela nafasnya begitu sudah sepi, menatap putranya yang masih terlihat santai lalu menyuruh keduanya untuk masuk.

"Jelasin sama Bunda," ucap Vira begitu mereka sudah berada di ruang tengah. "Bener kalian melakukan apa yang mereka bilang?"

Ricardo berdecak dengan menyandarkan tubuh pada sofa. "Abang tadi dikejar warga gara-gara nabrak orang. Abang mau tanggung jawab, tapi mereka udah ngejar,"

"Ga sengaja juga nabrak dia," tunjuknya pada Naeva. "Abang bawa lari aja sekalian," Vira memijat kepalanya pusing mendengar penjelasan putranya.

"Terus yang berbuat mesum itu?"

"Nah, kalo yang itu bener! Abang—"

"Engga tante, itu ga benar." sela Naeva memotong ucapan Ricardo.

"Dih, orang gue bener niat mau nyium lo."

Astaga, anak siapa ini?

"Bang.." panggil Vira. "Udah sana mandi, badan kamu itu lho, bau."

Ricardo mendengus, mencium badannya. Bau badan sih tidak, namun bau alkoholnya yang menyengat. Tubuhnya juga terasa lengket dan berkeringat akibat lari-lari tadi.

Ricardo bangkit dari duduknya, menatap Naeva. "Jangan biarin dia pergi, Abang mau ngomong sama dia."

"Iya, sana mandi."

Ricardo yang akan membuka lift menuju kamarnya kembali berbalik. Menatap asistennya yang masih berdiri di sisi sofa ruang tengah.

"Ambil motor gue di jalan cempaka," ucapnya pada Pe Hans.

"Sudah saya ambil tuan muda," jawab pria dengan umur 30-an itu.

"Bagus, pastiin jangan ada yang lecet." ucapnya berlalu masuk ke dalam lift.

Vira menghela nafasnya pelan melihat kelakuan anak semata wayangnya itu. "Kamu periksa motornya Hans, sebelum ngamuk." ucap Vira yang dituruti Pe Hans.

Vira berpindah duduk di samping Naeva, memeluk gadis cantik itu untuk ditenangkannya.

"Maafin anak Bunda ya," Naeva hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Naeva pulang ya Bunda,"

"Ga mau nginep sini aja sayang? Udah jam 11 lho," Vira mengusap air mata Naeva yang masih tersisa. "Nanti biar Bunda yang bilang Mama sama Papa kamu,"

"Nginep sini aja ya? Besok kalau mau sekolah Bunda suruh Abang nganterin kamu langsung ke rumah,"

Naeva mengangguk, lalu diantarnya ke kamar tamu dengan Vira.

°°°

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RICARDO : DANGEROUS HUSBANDSWhere stories live. Discover now