The Doll 2

1.5K 155 57
                                    

Happy reading






"Pagi kak," sapa Rania dengan suara serak khas bangun tidur. Dia berjalan menghampiri suaminya yang duduk di kursi panjang sambil bermain ponsel, ditemani dengan secangkir teh hangat.

"Pagi, katanya mau bangun siang. Terus kenapa udah bangun?" tanya Jake sambil meletakkan ponselnya di atas meja.

Rania tersenyum tipis dan menggeleng pelan. Matanya memandang bunga-bunga yang tersusun rapi di taman belakang rumah mereka. Udara pagi sangat sejuk dan menenangkan, tetapi tidak untuk Rania. Hatinya tidak tenang sama sekali. Jake yang paham dengan perasaan istrinya, lantas menarik tangan Rania untuk duduk di sebelahnya dan menyandarkan kepala sang istri di pundaknya.

"Mimpi itu lagi?"

Rania hanya mengangguk. Pagi-pagi moodnya sudah hancur karena mimpi seram yang terus terjadi selama seminggu belakangan. Niatnya ingin bangun siang menikmati tidur cantiknya, namun sayangnya itu tidak bisa. Rania terlalu takut untuk melanjutkan tidurnya kala dia sudah terbangun. Takut jika mimpi itu datang lagi.

"Mau aku buatkan teh hangat?" tanya Jake dengan lembut dan mengusap tangan Rania yang terlihat kecil di dalam dekapan telapak tangannya.

"Boleh, tapi gulanya jangan banyak-banyak, ya," ujar Rania tersenyum pada suaminya.

Jake mengangguk dan mengusap kepala Rania sebelum melenggang pergi ke dapur.

Sambil menunggu Jake, Rania bermain ponsel suaminya. Hanya sekedar membuka media sosial. Tidak ada yang dicurigai dari ponsel Jake, Rania sangat percaya dengan suaminya itu, oleh karenanya Rania tidak perlu khawatir jika Jake akan selingkuh, ataupun berbuat diluar batasan. Perlu diingat bahwa Jake itu budak cintanya Rania. Tidak ada yang bisa menggeser posisi si cantik di hatinya.

Perlahan senyum Rania mengembang saat melihat-lihat postingan di media sosial. Postingan boneka-boneka lucu yang didandani layaknya anak kecil. Cantik dan tampan, itu yang ada di pikiran Rania.

"Lihat apa sih, kok, senyum-senyum sendiri?" tanya Jake dan meletakkan secangkir teh hangat di depan Rania.

"Ini, loh, bonekanya lucu-lucu banget."

"Mana, aku mau lihat."

Rania mengarahkan ponsel yang dia genggam pada Jake. Suaminya itu juga ikut tersenyum melihat postingan boneka-boneka itu. Matanya melirik ke arah Rania, sepertinya dia tau apa yang harus dilakukan.

"Kamu mau? Kebetulan itu usaha boneka punya temanku."

Rania mengangguk antusias, entah kenapa perasaannya tiba-tiba menjadi senang, hanya karena boneka-boneka itu.

"Kalau gitu, kita langsung ke tokonya aja," ajak Jake.
















































































"Ini mau ditaruh dimana?" tanya seorang lelaki pada ibunya.

"Di depan aja, biar kelihatan sama pembeli."

The Doll ✓Where stories live. Discover now