Prolog

385 26 2
                                    

Hai...

Kisah ini tentang cinta, tapi bukan kisah percintaan yang biasa lalu lalang di depan mata.

Hanya berharap pembaca berbahagia menanti ceritanya berlanjut.

_____________&______________

"Farras, apa yang kamu lakukan?"

Farras tahu, setiap kali namanya dipanggil dengan nada dingin yang khas itu, artinya ia telah melakukan kesalahan. Dan tubuhnya tidak bisa menahan gemetar bila itu terjadi.

"Manusia memang seringkali mengikuti dorongan rasa ingin tahunya."

Wanita itu selalu melihatnya dengan tatapan matanya yang tajam. Seolah ada sesuatu yang dipikirkannya, dan itu seperti akan disampaikannya pada Farras. Tapi Farras tidak pernah menebak apa itu, sebab bukan rasa penasaran yang ada dibenaknya, hanya rasa takut dan sejenisnya yang demikian mengganjal.

Tapi apa yang bahkan tidak bisa dia pungkiri adalah bahwa meskipun ini tidak menyenangkan, dia sendiri tertarik olehnya, oleh segala yang ditunjukkan oleh Fay terhadapnya. Dia telah merasakan kenyamanan yang aneh dan sekaligus rasa aman saat bersama wanita itu. Awalnya, Farras merasa seharusnya menemukan cara untuk menjauh, tetapi entah kenapa mereka seolah selalu terhubung.

"Ara, saya awalnya ingin memanggil kamu begitu."

Saat kata berikutnya diucapkan, itu seperti ditakdirkan bahwa mereka memiliki ikatan lain lebih dari sekedar yang diketahui Farras.

Kamu penting bagi saya, tidak peduli apapun yang terjadi, tidak ada seorang pun kecuali saya yang diizinkan untuk menyentuhmu!

.

.

Secara perlahan Fay memasuki kehidupan Farras dan seolah beranjak mengubah posisi menjadi bagian terpenting dalam hidupnya, mengalahkan mama, ayah, dan kakak-kakaknya. Bukan ia tidak merasa penasaran atau tidak terbersit keingintahuan akan hal itu dalam hatinya. Farras hanya tidak ingin memikirkan lebih jauh, ia hanya terbiasa memikirkan apa yang terjadi pada hari yang tengah ia jalani. Masih banyak hal yang menanti di masa depan, yang mungkin saja akan menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kecil yang terlintas di otak imutnya.

Jika harus mengikuti arus, Farras tidak berniat menentangnya.

Namun jika harus menentang arus, ia juga tak berminat melakukannya.

.

.

.

Jangan lupa vote comment and share ya!!!

Thank's for reading...

INNOCENT DAUGHTERWhere stories live. Discover now