"Ya udah Mito taruh di koper satunya aja," seru Nathalla lemas.

"Ok deh Mito taruh di koper besar satunya," gumam Ardhito lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.

10 menit berlalu, melihat Nathalla tertidur amat pulas Ardhito menjadi tak tega.

"Lanjut besok lagi aja lah ya," gumamnya karna Ia pun lelah.

Ia ingin tidur, namun melihat Nathalla yang lebih dulu tidur di ranjangnya membuat Ardhito mengurungkan niatnya kembali.

"Tidur luar aja kali ya," serunya lalu mengambil guling, bantal dan selimut.

Ardhito keluar dari kamar secara perlahan, menghidupkan AC di ruang tengah, lalu berusaha memejamkan matanya.

***

"Enghh," lenguh Nathalla pada pukul 5 pagi.

"Loh! Kok aku di sini! Lah! Lah," ujarnya begitu sadar kemudian meraba kepalanya.

"Untung hijabnya masih utuh!" seru Nathalla.

Ia menengok ke sampingnya. "Lah Mito mana?" gumamnya yang baru sadar.

Ia berjalan ke luar kamar. Ceklek.

"Oh di situu," kata Nathalla begitu melihat wujud Ardhito dengan tubuh yang tertutup selimut hingga ceruk lehernya.

Ia mendekati Ardhito, duduk di depan kaki pria kesayangannya itu. "Utututuuu kaciaan Mito ku tidur di sinii," ujar Nathalla gemas.

"Bangun sayang, sholat subuh," seru Nathalla dengan tangan yang menepuk-nepuk pelan pipi Ardhito.

"Enghh," lenguh Ardhito sambil mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Mito bangun yaaa, Na mau bangunin Tia dulu," pamit Nathalla dan berdiri.

Baru saja ingin melenggang, tangan Nathalla di cekal oleh Ardhito. "Na sini ajaa," gumam Ardhito.

"Bangun yaa, kita lanjut packing lagi. Nanti Na temenin belanja deh."

"Yaa bentar," ujar Ardhito dengan mata tertutup.

"Udah ah Na sholat dulu," pamit Nathalla.

Kali ini Ardhito mengizinkan, Ia melepas tangannya.

Nathalla berjalan melaksanakan sholat.

***

Pukul 06.30

1 jam 30 menit telah berlalu.

Tenang saja, Ardhito telah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim.

Mereka bertiga, bersama Tatia, sedang menuruni anak tangga untuk sarapan, dengan masing-masing yang telah mandi.

Hak Hak Hak

Suara langkah ketiganya menuruni satu-persatu anak tangga terdengar nyaring.

"Selamat paagii Amma, Papa," sapa Tatia pada kedua orang tuanya yang berada di meja makan.

"Pagiii," ujar Abrar dan Dria bersamaan.

"Thalla, Bunda minta tolong ambilin nasinya yaa. Udah di siapin mbok Asri di dapur. Bunda mager ngambil," pinta Dria pada Nathalla.

"Ooke Bunda, sebentar Thalla ambilkan," ujar Nathalla seolah semalam tak ada apa-apa.

"Ini kan Bunda?" tanya Nathalla yang baru saja kembali dari dapur dengan tangan yang membawa se baskom nasi.

"Pintar," puji Bunda lalu mengembil baskom yang berisikan nasi itu dari tangan Nathalla.

Acara makan di mulai. Saat tengah makan, tiba-tiba Bunda bertanya.

"Bumi katanya sudah packing ya?" tanya Bunda.

"Sudah Bunda. Tadi malam, di bantu Nathalla," jawab Ardhito.

"Alhamdulillah. Sudah selesai sayang? Kalau belum Bunda bantu nanti,"

"Belum Bun. Masih ada celana Bumi 5 lah, dokumen juga masih setengah. Oh iya sama nanti Bumi mau izin pergi Bun, Pa, mau belanja makanan," ungkap Ardhito.

"Bo-" ucapan Bunda terpotong.

"Iiikut Bangg!!!" sorak Tatia memotong ucapan Bunda.

"Hmm," jawab Ardhito.

"Tapi Bunda kasih izin kan Bun?" tanya Ardhito.

"Kasih kok sayang, kamu pergi aja nggak papa," jawab Bunda Dria tenang.

"Okee Bundaa. Makasii," ujar Ardhito di angguki Dria.

***

Acara makan telah usai. Nathalla, Ardhito dan Tatia pun telah berada di lantai 2.

"Abang mau belanja apa packing dulu?" tanya Tatia.

"Belanja dulu lah Ti. Biar tar sekalian packing," jawab Ardhito.

"Ok. Tia siap-siap dulu ya Abangg!" pamit Tatia lalu melenggang.

Setelah Tatia pergi, baru lah Nathalla bertanya.

"Mito yakin cuma belanja makanan?" tanya Nathalla.

Ardhito menoleh. "Engga sih Na. Paling beli kertas, sama keperluan ATK lain. Sayang uangnya kalau beli di Singapur," jawab Ardhito.

"Oh gituu. Oh iya misal nanti barangnya nggak muat, Mito pake koper Na aja deh," ujar Nathalla.

"Ookeee sayangnya aqohh," seru Ardhito sembari tersenyum.

"Siap-siap gih," sambung Ardhito.

"Hm," jawab Nathalla.

***

"Yuhuuu!! Abangg!! Gue udah siapp!" sorak Tatia di depan kamar Ardhito.

Ceklek

"Hm," ujar Ardhito dingin. "Nathalla mana?" sambung Ardhito.

"Masi pake kaos kaki," jawab Tatia.

Ardhito hanya ber-oh ria saja lalu duduk untuk menunggu sang pacar.

Ceklek.

Knop pintu di sebelah kamar Ardhito bergerak turun. Tanda seseorang ingin membukanya.

***

hihiihii Last Day (2) di up malem yaa!!

KOMA [ON GOING]Where stories live. Discover now