30 : Makam

23 13 0
                                    


Sejatinya selama apapun kita di dunia pasti akan kembali menghadap sang pencipta
-Nathalla Kenz Vitalia



Haii!

Jangan lupa vote!

Happy Reading!

Malam setelah Ardhito dan Nathalla bertemu, Ardhito mengajak Nathalla untuk mendatangi makam sang Mama. Rencananya, esok hari mereka akan berziarah bersama Tatia dan Bunda. Sedangkan Papa Abrar tidak ikut, ada urusan dengan kolega.

Ardhito, Bunda serta Tatia berada di depan rumah Nathalla. Mereka menunggu Nathalla yang tengah mengunci pintu. Singkatnya mereka akan berangkat bersama.

"Udah" ujar Nathalla setelah memasuki mobil Ardhito.

Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan yang terlontarkan. Keheningan menyelimuti perjalanan mereka.

Tak membutuhkan waktu banyak untuk sampai di makam Mama Tatjana.

Kini, Nathalla, Ardhito, Bunda dan Tatia telah sampai di TPU. Bunda dan Tatia tengan membeli bunga serta mengambil air. Sementara Nathalla dan Ardhito masuk terlebih dulu ke makam.

Terpampang baru nisan atas nama "Tatjana Elena Amaranggana".

"Mama" celetuk Ardhito sambil mengusap batu nisan sang Mama.

"Boleh aku panggil Mama?" tanya Nathalla.

Ardhito mengangguk.

"Mama... Kenalin ini Nathalla. In Syaa Allah calon istrinya Dhito" cicit Ardhito.

"Ma.. In Syaa Allah kedepannya Nathalla yang akan urus Ardhito.. Seperti amanat Mama kepada pendamping Ardhito" jelas Nathalla. "In Syaa Allah Nathalla akan selalu berada di samping dia, mengingatkan dia, membahagiakan dia, serta menjaganya dari keburukan. Mama do'akan kami ya" lanjut Nathalla.

"Ma.. Mama bahagiakan di sana? Maaf Dhito jarang kesini Ma. Ma.. sebentar lagi Dhito lulus s1 dan akan lanjut s2. Do'ain ya Ma. Dhito mau bikin Mama bangga"

Nathalla cukup terpenjat akan perkataan Ardhito. Ardhito akan lanjut s2? Kenapa tidak pernah bilang? Ah sudahlah nanti saja di bahas, batin Nathalla.

Tak lama setelahnya, Bunda dan Tatia datang membawa sekeranjang bunga serta air dalam kendi.

Mereka berjongkok di sisi-sisi makam Tatjana.

"Jana..." panggil Bunda Dria. "Menurutmu, apa aku sudah berhasil mendidik Ardhito? Aku bukan perempuan sehebat kamu... Aku harap kamu bahagia.. Maaf aku menggantikan posisimu sebagai istri mas Abrar" lanjut Bunda Dria.

"Bunda... Bunda nggak salah. Bumi yang seharusnya berterimakasih sama Bunda. Bunda yang sudah besarkan Bumi" sahut Ardhito.

Bunda Dria hanya tersenyum sembari mengusap puncak kepala Ardhito.

"Mama... Ini Tia Ma.. anak kecil yang dulu Mama gendong. Boleh Tia jadi anak Mama juga? Tia sayang Mama. Tia berharap, kita bisa berkumpul di surga nanti"

Setelahnya, Ardhito memimpin Yasin & Tahlil.

"Alhamdulillah" ucap mereka serempak setelah selesai membaca Yasin & Tahlil.

"Mama... Mama baik-baik di sana ya.. Dhito pulang dulu... In syaa Allah Dhito akan lebih sering main kesini Ma..." ujar Ardhito sambil menaburkan bunga.

"Ma... Kita pamit ya" ucap Nathalla dan Tatia bersamaan.

"Jana.... Aku pulang dulu ya..." pamit Bunda Dria.

Setelah usai menaburkan bunga dan menyirami makam Tatjana, Ardhito, Nathalla, Bunda Dria serta Tatia berjalan menuju parkiran dan pulang.

***

Sore hari, Nathalla mengirim pesan pada Ardhito.

_______________________________________

Mito《3

Nathalla
To
Aku mau ngomong boleh?
_______________________________________

Ardhito menjawab "Ok".

*

Ting-tong

Terdengar suara bel rumah Nathalla yang berbunyi. Dengan segera, Nathalla membukakan pintu rumahnya.

"Mau di sini atau pergi?" tanya Ardhito setelah melihat wajah Nathalla.

"Ke taman depan mau?" tawar Nathalla.

"Ok"

"Naik motor ya?" pinta Nathalla dengan puppy eyes.

"Hm" jawab Ardhito sedikit cuek.

"I yeayy!" seru Nathalla girang.

Nathalla masuk untuk mengambil kunci motor. Kemudian mereka berboncengan menuju taman komplek.

1 menit setelah itu, mereka sampai di taman komplek. Mereka mencari tempat duduk yang paling rindang. Setelah duduk, Ardhito membuka suara.

"Mau ngomong apa?" tanya Ardhito.

"Kamu mau lanjut s2?"

Seketika Ardhito tersedak liurnya sendiri.

"Eh. Kamu kenapa?"

"Udah-udah nggak papa" ucap Ardhito setelah lumayan membaik.

"Jadi bener?"

"Iya" jawab Ardhito lirih.

Nathalla membuang napas berat.

"Kenapa nggak bilang-bilang?" tanya Nathalla.

"Mau nyari moment yang pas Nath. Maaf ya"

Nathalla hanya tersenyum. Sudah Ia duga.

"Mau lanjut dimana?" tanya Nathalla.

"Belum tau" jawab Ardhito. "Tapi-"

"Tapi apa?" ucap Nathalla memotong perkataan Ardhito.

"Tapi Papa kasih saran lanjut di Singapur" sambung Ardhito sendu.

Duar.

Layaknya petir yang menyambar. Hati Nathalla seakan teriris-iris. Tubuhnya kaku. Dengan susah payah Ia meneguk saliva miliknya.

***

Wattpadku error ga bisa masukin foto:)

Semoga kalian ngerti!

Terimakasih sudah bertahan sampai part ini!

Salam Sayang dari Aqila♡♡

See U in next part!!


KOMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang