11 : Bertemu

34 15 4
                                    

Mengapa mendekat bila ingin menjauh?
-Nathalla Kenz Vitalia
.
.
.
.
.
.
.
Sebab?
.
.
.
.

Haiiiii!

Aku update niii

Mari kita berbahagiaaa!

Jangan lupa vote!

And Happy readingg!!!!!

♡♡♡♡♡

Sebulan sudah Nathalla tertidur dalam koma nya. Sebulan sudah rutinitas baru Nita terjalani. Sudah tidak ada lagi seorang Nita Primagita yang sibuk dengan sejuta pekerjaannya. Kini, semua pekerjaannya di gantikan oleh Sivia, sang ponakan, atau lebih tepatnya sepupu dari Nathalla.

(Bisa cek di part tokoh yang sudah di perbarui)

Dan, inilah yang terjadi di dalam koma Nathalla.

🌻🌻🌻

Di dalam koma Nathalla

Di minggu pagi yang indah ini, tepatnya pada pukul 9 pagi, Nathalla tengah merapihkan beberapa pot yang terdapat di teras belakang rumah Nathalla.

Namun, tiba-tiba saja.....

Ting tong

Terdengar suara bel rumah Nathalla yang bergeming. Dengan segera, Nathalla mencuci tangannya yang penuh akan tanah, lalu membuka pintu tersebut.

"Iya mau cari sia-"

Betapa kagetnya saat....

Ardhito yang memencet bel tersebut.

"Nath" ucap Ardhito kepada Nathalla yang membuang tatapannya ke bawah.

"Nath" ucap Ardhito sekali lagi pada Nathalla yang masih membuang pandangannya.

Dengan cepat, tangan Ardhito meraih dagu Nathalla agar gadis cantik itu mengarahkan pandangannya ke Ardhito.

"Nath"

"Dengerin gue"

"Sekarang, gue mau jelasin semuanya ke elo, dan-"

"Dan apa?" tanya Nathalla datar

"Dan gue harap lo nggak marah, tapi kayanya marah, sama...."

"Sama apa?" tanya Nathalla datar

"Sama lo paham dengan kondisi gue. Karna ini sebab dari segala hal misterius gue"

"Hm. Ya udah. Crita" jawab Nathalla sangat datar

"Mungkin lo udah tau perihal nama panggilan 'Bumi', alasannya karna dulu nyokap gue selalu penggil gue Ardhito, sehingga orang kenal gue sebagai Ardhito, bukan Bumi. Tapi, waktu nyokap gue ga ada, bokap gue suruh seluruh orang yang manggil gue Ardhito jadi manggil gue Bumi, karna bokap gue masih schock dengan kepergian Mama, dan mau mengikhlaskan kepergiannya"

"Well, tapi kenapa kamu kenalin diri kamu sebagai Ardhito ke aku?" tanya Nathalla

"Dan itu yang masih buat gue heran sampai detik ini. Harusnya gue mikir, kalo bokap gue tau, dia pasti marah, karna ada orang yang ngingetin dia tentang Mama. Jadi, gue mohon mending lo panggil gue Bumi, setidaknya di kantor, dan waktu ada bokap gue" jelas Ardhito

"Aku belum pernah bertemu dengan Papa kamu. Tapi mungkin-"

"Papa gue Abrar Reksa Prakasa"

Duar

Layaknya tersambar petir, tubuh Nathalla menjadi kaku seketika.

Ternyata benar dugaannya, Ardhito, anak pemilik perusahaan besar itu?

Oh Tuhan, mimpi apa kemarin saat Nathalla bertemu Ardhito.

Sebenarnya Nathalla ini pun orang kaya, namun sengaja di rahasiakan, karna memang keadaan yang sangat tidak memungkinkan.

"Nath" ujar Ardhito seraya melambaikan tangannya di depan wajah Nathalla.

"I-iya sorry"

"Gue harap lo ngerti ya. Usahain hal itu"

"Bisa. Tapi, kenapa kamu sembunyikan kalau kamu anak dari Abrar Reksa Prakasa?"

"Karna setiap gue kenal cewe, dan mereka tau siapa gue, pasti akhirnya sama. Gila harta"

"Tapi aku bukan perempuan yang sama seperti perempuan lain yang kamu kenal" ujar Nathalla sendu

"Sayangnya gue baru sadar hal itu sekarang"

"Wait. Aku rasa kamu juga bisa tau hal ini" ujar Nathalla membuat mata Ardhito menyernyit

"Apa?"

"Aku, anak dari Arian Jakfar Wijaksana dari mantan istrinya Nita Primagita"

"Becanda lo sumpah! Nggak lucu tau nggak"

"Aku nggak bercanda"

"Ini buktinya" sambung Nathalla seraya menunjukkan foto di dalam dompetnya.

Foto itu memperlihatkan Nathalla, Arian, Afiar dan Nita beberapa tahun lalu

"Lo serius?"

"Serius"

"Lo pernah bilang, kalau lo nggak mampu kuliah kan?"

"Iya, karna permintaan Papa. Papa yang nggak mau aku kuliah, karna abang nggak ngerasain kuliah. Bukan karna nggak mampu"

"Gila lo! Nita Primagita itu orang besar, designer ternama. Apalagi Arian Jakfar Wijaksana, pengusaha tekstil besar. Kenapa di sembunyikan?" ujar Ardhito dengan nada meninggi

"Buat apa? Aku nggak bangga sama hal itu. Papa nggak pernah anggep aku sebagai anak, apa lagi setelah Abang pergi. Mama selalu sibuk sama gambarnya, jarang ada waktu untuk aku dan Abang. Lantas apa yang harus aku banggakan? Waktu yang tak pernah ada untukku? Waktu yang selalu tersita untuk pekerjaannya? Meski mereka selalu bilang 'Dengan ini kamu bisa di hormati', tapi aku nggak senang sama hal ini, aku bisa di hormati, sama semua orang, bukan karna apa dan siapa orang tuaku"

"Oke gue paham"

"Udah dulu ya Dhito. Aku belum sanggup tau segalanya. Dan aku akan coba menerima segalanya tentang kamu"

"Oke. Makasih banyak lo udah berusaha atas hal ini"

Setelah mengucapkan hal itu, Ardhito memasuki mobilnya, lalu pergi untuk pulang.

Dan setelah mobil Ardhito melaju, Nathalla menutup pintu rumahnya lalu menangis

Apakah semua wanita itu gila harta? Apakah aku juga gila harta? Apa aku tampak seperti itu?

🌵🌵🌵🌵

Panjang sekali epribadeh!!!!

Gimana sama part ini?

Jangan lupa vote!!!

Follow juga authornya

Jadikanlah jatuhmu sebagai jalan kesuksesanmu
-Bian Nichol, Zhifa

Salam sayang dari Aqila♡♡

Sampai jumpa di part selanjutnya!!!

Terimakasih!



KOMA [ON GOING]Where stories live. Discover now