29 : Berakhir

18 13 0
                                    

Sejatinya sekuat apapun kita menggenggam sesuatu, perlahan genggaman itu akan terlepas dan meninggalkan jejak.
-Tatia Padma Gunadia



Tumbenan yang ngasih quotes Tia
wkwk

Gimana kabar kalian??
Semoga sehat terus yaa!

#yokbisayokKOMA400readers
#yokbisayokKOMA200vote

Aku bakal doble up!!!

Stay tune aja!

Jangan lupa vote!

Happy Reading!

***
7

bulan sudah Nathalla terlelap di dalam KOMAnya.

Pagi yang cerah untuk Kota Jakarta. Udara yang cukup sejuk untuk kota metropolitan hadir pagi ini. Tanggal 9 Juni 2018, terdapat berita mengejutkan dari Tatia.

Pagi-pagi sekali Ia menghubungi Nathalla. Memintanya agar datang ke rumah Keluarga Prakasa. Mendengar alasan Tatia menghubunginya, Nathalla bergegas mengendarai motor ke rumah Keluarga Prakasa

Sesampainya di sana, Nathalla berlari ke kamar Tatia secepat mungkin. Ia mengetuk pintu kamar Tatia dengan napas terengah-engah.

"Masuk Kak" jawab Tatia lirih.

Tanpa ba-bi-bu, Nathalla membuka kamar Tatia.

Kamarnya rapih, tak seperti bayangan Nathalla yang berantakan layaknya kapal pecah.

Dengan cepat Nathalla mendekap Tatia, membiarkan air matanya tumpah di pelukan Nathalla.

"Dia ninggalin aku Kak"

"Dia pergi dan pulang se-enaknya"

"Aku nggak tau harus seneng atau sedih. Yang jelas aku terlepas dari ke egoisannya. Tapi kehilangan sosoknya yang dulu memeluk aku"

"Tumpahin seluruh air mata kamu Ti. Lepasin semua beban kamu. Tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan perlahan" titah Nathalla.

Tatia mencoba menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

"Tia, Kakak ada di samping kamu. Cuma dia yang nggak sayang sama kamu. Banyak orang yang sayang sama Kamu. Jadikan pelajaran, jangan di ulangi. Coba sembuhin luka ini dulu, setelah itu kamu boleh lari lagi"

Tatia tersenyum seraya mengeratkan pelukannya.

Tiba-tiba.....

Brak

Terdengar suara gebrakan pintu kamar Tatia. Ternyata pelakunya adalah Ardhito.

"Ti. Lo nggak papa kan? Si tai itu nggak lukain lo kan? Maaf gue baru balik, gue harus banget ngerjain tugas di rumah Okta soalnya" ujar Ardhito secepat kilat.

"Gue nggak papa Bang. Dia cuma ngajak putus. Makasih udah khawatirin gue" ujar Tatia dengan senyum manisnya.

"Serius? Apa masalah lo sama dia?" tanya Ardhito heran. "Bukannya baik-baik aja?"

Nathalla dan Tatia menghembuskan napasnya gusar lalu menceritakan yang sebenarnya ke Ardhito.

"...Jadi gitu Mi" pungkas Nathalla.

"Ya Tuhan. Lo kok nggak pernah cerita sih bego? Di gituin masih mau jadi pacarnya. Emang orang bego karna cinta itu beda"

Ucapan Ardhito itu membuat Nathalla mengeluarkan tatapan tajamnya. Lagian sudah tau adiknya ini di sakiti, masih saja di maki.

"Udahlah. Ini udah berlalu. Kamu harus ikhlaskan Ozora. Kamu harus fokus sama sekolah dan karir kamu. Tahun ini adek lulus kan?"

"Kakak benar. Aku harus bangkit. Kakak sama Abang bantu aku ya" pinta Tatia.

"Kita akan selalu ada di sisi kamu" ucap Nathalla dan Ardhito bersamaan.

"Ciee" goda Tatia.

"Kamu ya! Keadaan kaya gini masih aja ngegodain"

Sedikit kelam. Tatia mengakhiri hubungannya dengan Ozora. Sebenarnya bukan Tatia yang mengakhiri, Ozora yang mengakhiri. Bagaimana pun, Ozora pernah menjadi alasannya untuk bahagia, meski hanya sekejap.

***

"Kak. Makasih udah mau jadi pacarnya Abang. Makasih udah mau jadi sahabat aku. Aku sayang Kakak. Kakak jangan pergi ya, apapun keadaannya, Kakak harus tetap ada di sisi aku dan Abang. Maaf aku egois"

Nathalla tersenyum. "Makasih juga kamu sudah mau menerima Kakak sepenuh hati. Kakak janji akan selalu ada di sisi kamu dan Bumi".

"Tapi kamu juga harus janji. Janji untuk bangkit dari kesedihan yang kamu alami. Inget! Hidup itu terus berjalan" lanjut Nathalla.

"Pasti Kak. Lagian, Sejatinya sekuat apapun kita menggenggam sesuatu, genggaman itu akan terlepas dan meninggalkan jejak. Jejak itu harus musnah secepat mungkin setelah hadir. Iyakan?"

"Pinter! Adek Kakak udah besar!"

Kemudian Nathalla dan Tatia mengeluarkan tawanya.

Dari pintu kamar Tatia, Ardhito melihat Nathalla dan Tatia yang amat akur. Ia merasa sudah tepat menjadikan Nathalla pacarnya. Ia bersyukur dapat menggenggam tangan Nathalla. Ia akan melepasnya nanti, ketika maut akan menjemputnya.

***

16 Juni 2018.

"To. Bentar lagi aku ulang tahun kan ya?" menolog Nathalla di tengah semilirnya angin yang berhembus.

"Masih lama Nath. 5 bulan lagi"

"Oh iya ya" Nathalla terkekeh.

"Aku nggak nyangka bisa ada di titik ini. Titik dimana aku bersyukur atas segala nikmat yang Tuhan berikan. Untuk kesekian kalinya, aku ucapkan terimakasih banyak untuk pacar sekaligus calon imamku Bumi Ardhito Prakasa yang telah menemani aku selama 7 bulan ini. Aku harap kamu terus menemani aku sampai akhir hayatku nanti. Aku sayang kamu"

"Aku juga nggak pernah nyangka bisa hidup sebahagia ini. Aku berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada Nathalla Kenz Vitalia yang sudah berkenan menjadi pendamping ku. Andai Mama ada, pasti Mama akan senang bisa punya calon mantu seperti kamu."

"Mama Jana pasti bangga punya anak seperti kamu To. Mama Jana pasti bisa lihat kalau kamu dan Papa Abrar bahagia. Aku yakin, ketika kamu dan papa bahagia, Mama akan bahagia juga melihatnya. Jangan pernah merasa sendiri, karna aku akan selalu ada di samping kamu"

Ardhito tersenyum mendengar tanggapan Nathalla.

Beberapa detik setelahnya, Ardhito melingkarkan tangannya ke pundak Nathalla.

Aku berharap bisa lanjutkan s2 di Indonesia saja, agar kita terus bersama mengukir bahagia. Aku sayang Kamu Nathalla Kenz Vitalia Batin Ardhito.

***

Gimana sama part ini?

Alasan aku nggak kasih foto di setiap part adalah karna wpku sering error dan ga bisa masukin foto.

Semoga di part 30 bisa!

Terimakasih udah baca!

Jangan lupa vote!

Salam sayang dari Aqila♡♡

See u in next part!!

KOMA [ON GOING]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu