15. Hahahahah

7 5 2
                                    


Aku memakai sepatu mengikat talinya. Atensiku beralih menatap sepansang kaki yang juga menggunakan sepatu ada di depan kakiku.

Aku menoleh ke atas, dengan pelan ku tatap matanya dengan wajah datar.

Dia yang beberapa hari ini meninggalkan tanda tanya dalam benakku.

"Suwah..." Ujarnya Ia baru berucap kepadaku untuk pertama kalinya semenjak dia ada di sini.

Aku berdiri "Kenapa?" Jawabku.

"Aku boleh ikut?"

Mendengar perkatannya membuatku terkekeh "Pergi sama sohyun aja" Setelah mengatakan itu aku langsung pergi dan mulai berlari kecil.

"Ehh suwah? Mau kemana?" Tanya wanita itu yang sedang menyapu halaman rumahnya ku tebak dia berumur 46 tahun.

"Iya tante, aku mau olahraga" jawabku seramah mungkin.

..........

Chenle POV.

Sekarang sudah jam 7 tapi suwah belum kembali juga so aku pergi mencarinya di kebun teh, dan yeah dia memang ada di sana.

Aku bersembunyi di balik pohon besar ini

Dia beristirahat di ayunan yang kemarin ku tempati dengan sohyun suwah mengayunkan ayunanya, dia sedikit berteriak sambil memegang kedua tali sebagai pengikat dari atas pohon.

"Hahahah" dia berhenti dan tertawa kecil, aku tersenyum bahagia melihat itu.

Dia masih setia duduk di sana merasakan hangatnya mentari pagi yang menyinari tubuhnya, wajahnya indah di tambah keringat yang bercucuran di peilipisnya.

People says she's weird. but I say she's different.

Aku beranjak dan menghampirinya. Tiba-tiba datang angin kencang membuat rambutnya yang terurai beterbangan dan menutupi wajahnya.

Dia tidak mengetahui keberadaanku.

Aku langsung saja duduk di ayunan sebelahnya yang kosong, Setelah itu angin kencang berhenti dan dia mengikat rambutnya yang berantakan.

"Aaaa setandd!" Suwah tersentak kaget melihat aku yang duduk menggunakan hoodie hitam dan tidak memperlihatkan wajahku.

Ku rasa dia berjalan ke arahku "Heh! Siapa sih loe!" Dia menurunkan dengan kasar tudung hoodieku.

"Yaaa!" Aku berniat mengagetkannya tapi dia hanya membalas dengan wajah datar.

Dia kembali ke ayunan dan duduk.

"Loe ngapain di sini?" Katanya menatap lurus.

"Emangnya kenapa? Gak boleh?" Tanyaku balik membuat dia memutarkan matanya malas.

Aku mengeluarkan sebotol jus alpukat yang sudah ku buat dari rumah nenek.

"Ini" aku memberikannya menggunakan tangan kiri.

Dia tidak mengamblinya "Buatan aku nih masa gak di ambil?" Aku tau suwah selalu menghargai pemberian.

"Thanks" dia mengambilnya tidak perlu turun dari ayunan karena jaraknya berseblahan jadi dia bisa menggapai pake tangan kanan.

"Di minum dong" suruhku sambil menoleh.

Dia membuka tutup botolnya dan meneguk minuman itu.

"Good I like it" katanya tersenyum simpul.

"Suwah...." Lirihku.

"Kamu tau gak kenapa aku bisa ada di sini?" Tanyaku.

"Gak tau dan gak mau tau" setelah mengatakan itu dia beranjak pergi.

Under Streetlight✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang