20. photograph

11 5 1
                                    


Kegelapan mendominasi di ruangan ini menyisakan setitik cahaya rembulan, melewati tirai yang tidak sepenuhnya menutupi sisi jendela. Isak tangis menggema, bayangan hitampun masih tercipta tampak samar menyelimuti satu insan yang sedang berpeluk dengan kesedihan.

Tuk tuk.

Ketukan pelan pada pintu menimbulkan suara, dirinya masih memilih untuk membisu memeluk kakinya yang ia tekuk.

"Suwah?"

Pintu mulai terbuka perlahan, celah yang tercipta memendarkan cahaya lampu dari luar hingga merembat mengenai sisi wajah suwah, salah satu matanya menyipit sebab merasa asing dengan kilap lampu yang menyerang matanya begitu cepat.

Mark masuk ke dalam dan segera menutup pintu, ia menghampiri suwah yang terduduk di lantai di sudut kamarnya ini.

Ia berjongkok di depan tubuh suwah yang masih memelih menunduk. Ia usap surainya dengan lembut.

"Yuk kita keluar, tante joy nyariin kamu nih" Bujuk mark.

Suwah mendongkak dengan mata sembab akibat terlalu sering menangis.

Ia menatap wajah mark dengan senyum tipis.

"Mana? Aku mau ketemu" Kata suwah yang sudah lama membisu.

Pintu yang tadinya tertutup kini terbuka lebar, menampakkan wanita yang berjalan masuk ke ruangan ini.

"Suwah...." Lirihnya, membuat suwah menyipitkan mata menebak siapa orang itu.

"Ini tante sayang" lanjutnya.

Suwah berdiri dari duduknya, melangkah maju menghampiri joy "Aku rindu sama tante" Ungkapnya di dalam pelukan joy.

Joy mengusap bahu suwah dengan tenang "Iya tante juga rindu" suwah melepaskan pelukannya dan menatap joy dengan wajah berbinar.

"Chenle di mana? kok aku gak liat? Dia ikut ke sini juga kan tante!" Tanyanya sambil menoleh ke arah pintu kamar yang tidak ada sesuatu di sana.

Dirinya ingin melangkah mencari seseorang yang selama ini ia rindukan. Namun tangannya di tahan.

"Kenapa tante? Aku mau keluar ketemu chenle" Ujarnya sambil tersenyum.

Joy menggelengkan kepalanya, dengan air mata yang mulai keluar dari mata sipitinya "chenle udah tenang di alam sana" Setelah itu joy memeluk lagi tubuh suwah yang terasa dingin ia menangis.

Setelah pelukannya terlepas, suwah menatap lurus dan tiba-tiba tertawa. Membuat joy dan mark membulatkan matanya kaget.

"HAHAHAHAHAH" Tawanya dengan keras.

Mark menyalakan lampu kamar, dan dari arah luar irene dan seulgi datang dengan wajah panik.

mark berjalan ke arah suwah ingin memeluknya namun suwah menghindar.

"Bunda?" Suwah berjalan ke arah seulgi.

"Bunda...semuanya bilang chenle udah gak ada udah meninggal" Kata suwah berjalan ke arah seulgi dengan tubuh yang lemas rambutnya ia ikat dengan acak baju dress berwarna putih sudah terlihat kusam, di tambah matanya yang menghitam.

"Suwah! Chenle udah meninggal! Sampai kapan kamu mau begini terus! Ikhlasin chenle! Dia udah tenang di surga!!" Potong irene dengan suara yang ia besarkan.

Seulgi yang tak bisa mengatakan apa-apa hanya menangis miris, melihat suwah yang berdiri di hadapnnya.

Bahunya bergetar "ENGGAK! CHENLE GAK MENINGAL!!" Suwah menjerit.

Irene, joy, seulgi dan mark hanya diam tidak mau mengeluarkan suara.

"Hikssssss" Isaknya.

Suwah memegang kepalanya yang terasa berat, pandangannya kabur, tubuhnya goyah. Mark langsung menangkap tubuh suwah yang ambruk.

Under Streetlight✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat