1. First Impression.

2.5K 86 11
                                    

***

Davina menapakkan kakinya, turun dari mobil. Kepalanya mendongak melayangkan pandangannya ke seluruh bangunan rumah megah yang ada di hadapannya. Tangannya terangkat, melepas kacamata hitam yang menghalangi matanya. Sentuhan lembut di pinggangnya membuatnya menoleh.

Seorang pria tampan tengah tersenyum padanya. Menariknya merapat. Dia adalah Gregory Smith, tunangannya.

"Aku harap ini sesuai dengan impianmu, Sayang!" ucapnya lembut dengan suara bariton yang dalam.

Davina tersenyum, "Hanya satu bagian yang kurang disini." ucapnya sengaja menggantung kalimat.

Greg mengerutkan keningnya, "Apa itu?" tanyanya heran.

Davina melebarkan senyumnya, "Anak kita." jawabnya.

Greg tertawa gemas seraya menyatukan kening mereka.
"Segera, Davina! Kau akan mendapatkannya!" balas Greg sambil terus berusaha mencium Davina, namun wanita itu mengelak dengan mendorong dada Greg.

"Hentikan! Ini masih diluar, Greg!" kelit Davina menahan tawa.

Greg pun tertawa lalu menghentikan dorongannya.
"Sebelum itu, aku berjanji akan memperkenalkanmu pada putriku, kau ingat?" ucap Greg seraya mengajak Davina untuk berjalan bersama.

Davina mengangkat alisnya.
"Aku harap dia menyukaiku." ucapnya sedikit ragu.

Greg tersenyum, "Kau bercanda? Dia bilang tidak sabar ingin segera bertemu denganmu sewaktu aku memberitahunya jika kita akan datang hari ini." kata Greg meyakinkan.

Davina hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Pintu besar terbuka begitu mereka sampai di ujung tangga, dari balik kedua daun pintu yang besar itu, dua orang pelayan muncul menyambut mereka.

"Selamat datang, Tuan, Nona!" sapa Hendry, butler di keluarga Smith sejak lama. Wajahnya yang sudah tampak keriput tersenyum hangat.

"Halo, Hendry! Senang kembali melihatmu disini!" sapa Greg merangkul pria tua itu tanpa ragu. Hendry tertawa dengan bibir tertutup rapat, meski begitu tampak jelas jika kedua pria berbeda jaman itu sangatlah dekat.

"Tuan Smith membujukku untuk kembali kesini, juga rasanya aku masih berat meninggalkan keluarga ini selama aku masih hidup." ucap Hendry dengan suaranya khas orangtua yang lembut.

Greg tertawa seraya menepuk bahu Hendry.
"Aku berharap kau selalu ada disini setiap kali aku kembali, sungguh!" katanya dengan sorot mata berbinar.

Hendry mengangguk tersenyum mengiyakan.

Davina langsung menyukai kepribadian laki-laki tua itu, karena Greg tampaknya mempunyai kedekatan tersendiri dengan butler tua itu.

Selanjutnya mereka pun dipersilahkan masuk. Greg menggandeng Davina berjalan menyusuri foyer. Saat itu seorang gadis remaja datang menyambut dari dalam. Davina langsung menebak jika itu adalah Liberty, putri semata wayang Greg.

"Hai, Papa!" sapanya riang, berlari kecil dengan tangan memegang gelas jus. Langsung menghambur ke pelukan Greg.

Greg pun agak terkejut sehingga dia sendiri hampir terjengkang karena Liberty setengah melompat ke arahnya. Davina bergeser memberi jarak, membiarkan kedua ayah dan anak itu melepas rindu.

"Libby, Sayang! Papa rindu sekali!" seru Greg memeluk Liberty, mengangkat gadis itu dan mengayunkannya dengan gemas. Membuat gadis itu tertawa gembira.

"Aku juga lama menunggu Papa disini!" balasnya.

Greg menurunkan Liberty, lalu menoleh pada Davina.
"Dia wanita yang Papa ceritakan, namanya Davina." kata Greg memperkenalkan Davina.

Being Your MamaWhere stories live. Discover now