Riddle And Creepy Story (END)

Ridlle

Teng teng teng

Ketua desa membunyikan lonceng saat matahari mulai meredup, jam masih menunjukan pukul 5 sore namun mereka langsung berhamburan masuk rumah.

Pintu langsung dikunci, jendela langsung ditutup, bahkan ada beberapa rumah yang pintunya dipaku dengan kuat.

"Indri sayang, kalau kamu mendengar suara ibu, atau nenek, atau ayah, atau bahkan kaka memanggilmu dari jendela, jangan pernah dibuka jendelanya ya."

Si ibu memberi peringatan.

"Kenapa emangnya, Indli jadi takut bu." Gadis 10 tahun itu masih cadel atau tidak bisa mengucapkan hurup 'R' dengan benar.

"Ikuti saja perintah ibu, kamu harus bersikap baik oke, Indri anak baik kan?"

Gadis itu mengangguk.

"Indli anak baik."

Si ibu bangga, setelahnya ia menutup seluruh tirai dijendela setelah memeriksa kalau jendela itu sudah dikunci.

"Tidur sekarang ya." Indri mengangguk karena selimut sudah menutupi sampai dada. Si ibu langsung menutup pintu kamar setelah mematikan lampu, dadanya masih berdegup kencang.

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam.

"Ibu..ibuu."

Si ibu langsung berdiri dari duduknya, ia mendekati jendela, itu suara Indri.

"Ibu tolong aku," suaranya semakin jelas, si ibu langsung menyibak tirai jendela. Terlihat Indri mencoba melepaskan diri dari cekalan mahluk besar nan menakutkan, mahluk yang menghantui desa ini, membuat seluruh penghuni desa akan masuk rumah saat matahari tenggelam.

"Indri!!"

"Ibu tolong maafkan aku," gadis itu menangis, "aku mendengar suara ibu yang meminta dibukakan jendela karena ibu lupa kunci pintunya."

"Tapi ibu sudah bilang jangan membuka jendela apapun yang terjadi!!"

Indri semakin menangis saat tangan mahluk yang tinggi besar itu semakin mengeratkan cekikannya.

"Maafkan aku!! tolong aku bu."

Ibu itu mengehela napas.

"Apa kau benar Indri?"

"Iya bu, aku Indri."

"Kau tidak akan bisa meniru putriku mahluk sialan."

Si ibu langsung menutup tirai jendela dan melanjutkan nonton siarannya.

Temukan kejanggalan dalam cerita ini..