Bagian 39

39.3K 1.7K 180
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!


Ayriszya menghampiri Granat di dalam kamar pria itu. Ia melihat suaminya sedang duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya.

Dengan keraguan di dalam hati, wanita itu masuk ke dalam kamar untuk berbicara dengan Granat.

"Azer!" panggil Ayriszya.

Sekilas pria itu menatap wajah istrinya. Kemudian pandangannya kembali beralih ke layar ponselnya. Ayriszya pun langsung duduk di samping pria itu.

"Makanan tadi udah siap lho. Kamu, gak mau makan?"

"Enggak mau, Ay!"

Ayriszya menghembuskan nafasnya dengan perlahan. Gadis itu keluar dari kamar Granat.

Beberapa menit kemudian Ayriszya kembali. Ia membawa makanan dan air putih untuk pria itu.

"Azer! Makan dulu." ucap Ayriszya. "Aku udah bawain jadi kamu gak perlu ke dapur."

Ayriszya meletakkan nampan itu di atas ranjang dekat dengan Granat. Dia menyuruh Granat untuk membuka mulut.

"Makan, Azer! Aaa ..."

"Saya gak mau, Ay!" kini Granat menatap Ayriszya.

"Nanti kamu sakit. Makan dulu ya!" Ayriszya melemparkan senyuman kepada pria itu.

Granat masih belum mau membuka mulutnya. Ayriszya terus mencoba merayu suaminya.

"Makan dulu, Azer."

Saat dia menyodorkan sendok itu. Tiba-tiba saja Ayriszya kaget karena Granat menepis sendok tersebut dengan sangat kasar.

"Kamu tuli. Saya sudah bilang tidak mau." pekik Granat.

Tubuh Ayriszya bergetar, dia ketakutan melihat ekspresi wajah Granat saat ini.

"Kalau kamu mau, kamu makan sendiri jangan paksa saya." lanjutnya.

Ceklek!

Pintu terbuka, di sana sudah berdiri wanita paruh baya menyaksikan anaknya yang sedang marah-marah kepada menantunya.

Dia pun masuk kedalam. "Apa ini? Granat, Zya! Kenapa makanannya di buang?" tanya Dian.

Gadis itu tidak menjawab apa-apa. Saat ini dia sangat takut melihat Granat. Dia langsung berdiri sedikit menjauh dari suaminya.

"Mami!" lirihnya.

"Zya, kenapa sayang?"

Dian menggenggam tangan gadis itu. Ia sedikit merasakan getaran pada lengan Ayriszya.

Gadis itu ketakutan karena selama ini dia tidak pernah dibentak oleh laki-laki. Karena itulah sebabnya dia bereaksi seperti itu.

"Kamu kok gemetar!"

Dian menatap Granat yang masih duduk dengan raut wajah yang menyeramkan.

Istriku Seorang Mahasiswi | [TERBIT CETAK]Where stories live. Discover now