Bagian 18

34K 2.1K 40
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!

Ayriszya sampai di rumahnya, dia sudah melihat ada mobil yang terparkir di sana dan beberapa orang sudah duduk di teras rumahnya. Gadis itu segera keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri orang-orang tersebut.

"Om, Tante." sapa Ayriszya.

Gadis itu langsung mencium punggung tangan kedua orang tua tersebut.

"Ayo, masuk!" ajaknya.

Ayriszya segera membuka pintu rumah, dia mempersilahkan keluarganya itu untuk masuk kedalam. Sesuai permintaannya, Ayriszya menyuruh agar keluarga orangtuanya itu datang ke tempatnya untuk membicarakan tentang pernikahan bersama dosennya.

"Duduk dulu." ucapnya. "Zya, mau ke belakang sebentar." gadis itu langsung berlalu pergi.

Tidak terlalu lama Asya dan Hendrik menunggu, gadis itu kembali dengan membawakan minuman dan cemilan ringan untuk om dan tantenya. Setelah meletakkan minuman di atas meja, Ayriszya pun duduk di samping tantenya.

"Gak usah repot-repot, sayang."

"Gak repot kokz tante."

Ayriszya tersenyum melihat dua orang itu. Dia sudah lama tidak bertemu dengan keluarganya tersebut, karena om dan tantenya memiliki pekerjaan yang sangat sulit untuk ditinggalkan.

Tok! Tok! Tok!

Pintu rumah diketuk menandakan adanya seseorang yang datang.

"Sebentar ya."

Gadis itu keluar untuk memastikan siapa yang datang. Sesampainya di depan pintu rumah, Ayriszya melihat Granat sudah berdiri di sana.

"Azer! Ayo masuk, om sama tante gue udah ada di dalam."

Saat gadis itu hendak membalikkan badannya, tiba-tiba saja Granat menarik lengan Ayriszya dan otomatis gadis itu langsung berada dalam pelukan Granat.

"Lo mau ngapain, Azer?" tanya Ayriszya. "Jangan aneh-aneh deh, ini di luar tau."

"Yang tadi tanggung, Ay ... Apa kamu masih menginginkannya?"

Ayriszya mengernyitkan dahinya, dia benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan pria itu. Tidak tau tempat dan waktu, selalu menggodanya tanpa memikirkan situasi.

"Azer ... Lo gila, tante sama om gue ada di dalam. Lo, jangan macam-macam."

"Ya udah ... Kita, lakuin di mobil saja."

"Gak!" ketus Ayriszya.

"Ayolah Ay, kan cuma ciuman saja."

"Mau ciuman kan. Nikah dulu, kalau enggak mau! Jangan harap lo dapetin itu."

Ayriszya langsung mendorong tubuh Granat untuk melepaskan pelukan tersebut. Kemudian, dia langsung masuk kedalam. Pria itu memutar bola mata malas, ada rasa kesal dalam dirinya karena sangat susah menaklukkan gadis tersebut. Namun, dia harus tetap sabar lagi pula mereka sebentar lagi akan menikah.

"Siapa yang datang, Zya?" tanya Hendrik.

Sebelum gadis itu menjawabnya Granat lebih dulu muncul dihadapan mereka bertiga. Laki-laki itu langsung tersenyum kearah keluarga Ayriszya.

Istriku Seorang Mahasiswi | [TERBIT CETAK]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz