Bagian 27

33.4K 1.6K 39
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!


Ayriszya kembali menghampiri Granat, gadis itu melihat Granat sangat tampan pada malam itu. Dengan mengenakan pakaian yang begitu sangat simpel di tambah lagi saat pria itu senyum kepadanya. Ketampanan laki-laki itu naik secara drastis.

Tiba-tiba saja Granat langsung menarik tubuhnya. Secara otomatis, Ayriszya langsung berbaring di atas kasur. Ayriszya sangat gugup saat Granat menatapnya dari atas. Dia sampai tidak bisa berkedip melihat ketampanan Granat.

Granat memandang Ayriszya dengan tatapan yang sangat sendu. Tangannya mulai aktif mengunci jari-jari Ayriszya.

"Sayang ... Sekarang malam Jum'at. Apa kamu tidak mau melakukannya dengan saya?"

Tidak ada jawaban dari Ayriszya, sekilas dia melihat jika pria itu sedang menelan saliva nya dengan bergeraknya jakun Granat. Ayriszya pun juga tidak berontak saat jari-jarinya di genggam oleh Granat. Dia seperti terhipnotis dengan pesona senyuman Granat.

"Azer, gue takut. Gue beneran belum siap."

"Ayriszya sayang ... Saya ini suami kamu, saya tidak mungkin menyakiti kamu."

"Gue mohon, lepasin gue Azer. Gue beneran belum siap."

Mata gadis itu berkaca-kaca. Dia benar-benar takut melakukan hal tersebut.

Granat merasa kasihan kepada istrinya itu, tapi dia juga tidak mau munafik. Ia sudah tidak sabar ingin merasakan permainan itu bersama orang yang ia cintai.

"Lo, gak kasian sama gue. Gue takut Azer."

"Cup, cup, cup ... Jangan nangis," ucap Granat saat melihat setetes air keluar dari kedua ujung mata gadis itu. "Apa kamu mau saya jajan di luar sana. Sedangkan saya sudah punya istri."

Ayriszya tidak menjawab pertanyaan dari pria itu, yang saat ini dipikirannya hanyalah lepas dari seorang dosen Granat Azeriyo.

"Apa kamu mau, orang lain mengandung anak saya?"

"Enggak gitu juga Azer. Massa lo harus hamilin anak orang."

"Kamu tidak mau 'kan ... Berarti kamu sudah siap saya hamili?"

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..."

Belum apa-apa gadis itu sudah menangis. Dia benar-benar takut melihat ekspresi Granat yang seperti singa kelaparan itu.

"Hey ... Jangan nangis."

Granat mengecup satu persatu mata gadis itu. Dia sama sekali tidak tega melihat Ayriszya memelas seperti itu.

"Saya 'kan belum mulai."

"Gue takut Azer. Lo mana ngerti," ucapnya.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..."

Kemudian Granat langsung memeluk Ayriszya, dia ingin menenangkan gadis itu terlebih dahulu sebelum memulai aktifitasnya.

"Tenang, tenang ... Rileks sayang, rileks. Kamu tidak perlu takut, saya ini suami kamu."

Granat terus saja mencoba menenangkan Ayriszya. Dia juga mengelus rambut gadis itu, supaya Ayriszya percaya kepadanya bahwa dia tidak akan menyakiti istrinya itu.

Istriku Seorang Mahasiswi | [TERBIT CETAK]Where stories live. Discover now