Bagian 35

36.5K 2K 126
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!


Malam hari pun tiba, baru saja Granat bangun dari tidurnya. Gadis itu sudah menghampiri dirinya lebih dulu. Ayriszya duduk di tepi ranjang dan membantu Granat untuk duduk. Saat pria itu hendak beranjak, Ayriszya pun bertanya.

"Kamu, mau kemana?"

"Mau mandi!"

"Mandi!" Ayriszya segera meletakkan telapak tangannya di dahi pria itu. "Badan kamu masih panas, Azer!"

"Tidak apa-apa, soalnya saya gak nyaman."

"Jangan! Aku gak izinkan kamu mandi." larang Ayriszya.

"Kok gitu! Saya mau mandi, Ay. Saya, gak nyaman banget."

"Bisa nurut gak?"

Granat berdecak kesal dan terus menatap gadis itu.

"Loh, kamu kesel sama aku?" tanya Ayriszya.

"Enggak!"

"Itu barusan."

"Oke ... Saya, gak jadi mandi." ucap Granat, dia tidak ingin bertengkar dengan gadis itu. "Puas?"

"Belum, Azer! Kan belum ngapa-ngapain!" sahut Ayriszya tersenyum manis.

"Ay! Jangan pancing saya bisa gak?"

"Dulu sering banget godain aku ... Sekarang kalau aku goda malah gak suka."

"Saya menggoda kamu karena saya benar-benar menginginkannya. Sedangkan kamu hanya mempermainkan saya." ucap Granat.

"Uuuh ... Gemes banget suami ku ini."

"Sayang!" lirih Granat.

"Kenapa, hm?" Ayriszya semakin mendekatkan diri kepada Granat.

"Apa kamu sudah mencintai saya?"

Sekilas Ayriszya memandang ke sembarang arah. Kemudian dia kembali memandang Granat. Ayriszya menggelengkan kepalanya tanda tidak tau.

"Kenapa?" tanya Granat.

"Aku gak tau, Azer!"

"Pantesan kamu pacaran sama orang lain. Karena kamu belum mencintai saya."

Suasana mulai hening, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Ayriszya beranjak dari ranjang dan berlalu pergi. Sedangkan Granat kembali membaringkan tubuhnya.

Sekitar setengah jam sudah berlalu, Ayriszya kembali ke kamar dan membawa bubur yang ia masak untuk Granat.

"Azer! Makan bubur dulu, ini aku yang masak lho."

"Saya gak mau, Ay!"

"Terus kamu maunya apa?"

"Kamu!" lirih Granat.

Ayriszya menelan saliva nya. Apalagi saat Granat menggenggam lengannya. Gadis itu semakin gugup. Kemudian Granat duduk dan merangkul pinggang gadis itu. Tatap matanya sangat lekat kepada Ayriszya.

Istriku Seorang Mahasiswi | [TERBIT CETAK]Where stories live. Discover now