Bagian 22

40.4K 2.1K 110
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!

Para tamu undangan begitu banyak, mulai dari para dosen-dosen tempat Ayriszya menempuh pendidikan hingga teman-temannya juga berdatangan. Granat terus-menerus melemparkan senyuman manisnya kepada para tamu undangan yang datang. Begitu juga dengan Ayriszya, namun otaknya terus memikirkan tentang bocah laki-lakinya yang sempat ia dengar memangil Granat sebagai papanya.

Kayra dan Chika menghampiri kedua mempelai untuk memberikan doa selamat pengantin baru. Sebelum itu mereka juga tidak lupa untuk mengambil dokumentasi.

"Selamat ya, pak!"

"Selamat ya, pak!" sambung Kayra.

"Terimakasih!" balas Granat tersenyum manis.

"Ay ... Kayaknya pak Granat udah gak sabar buat menghajar kamu, soalnya dari tadi dia lihatin kamu terus!" lirih Chika dan tersenyum kecil.

"Hati-hati Ay. Pak Granat punya pentungan satpam."

Ayriszya menyipitkan matanya saat kedua teman-temannya itu berbicara sangat aneh. Chika dan Kayra berlalu setelah memberikan doa selamat kepada kedua pengantin dan tidak lupa juga memberikan bingkisan untuk sahabat mereka itu.

"Dengerin kata teman kamu tadi." Granat membuka obrolan dengan Ayriszya tanpa menoleh kearah gadis istrinya itu.

"Yang mana?" tanya Ayriszya menatap Granat Azeriyo.

"Ya ampun, Ay! Saya saja dengar apa yang dikatakan Chika dan Kayra. Massa kamu enggak!" ucapnya. "Chika bilang saya akan menghajar kamu. Dan Kayra bilang saya punya pentungan-"

"Cukup!" Ayriszya memotong perkataan laki-laki yang baru saja menjadi suaminya tersebut. "Gue mau tanya, kok lo bisa lancar gitu sih pas ijab kabul tadi?"

Granat Azeriyo menghembuskan nafasnya dengan pelan. Kemudian dia sedikit menundukkan badannya. "Demi malam pertama." bisiknya.

Plak!

Ayriszya memukul lengan Granat. "Apaan sih, otak kotor!" ketus Ayriszya.

"Enggak kotor dong. Kita, udah sah!" sahut Granat.

Ayriszya memutar bola mata malas. "Bocah tadi siapa?" ia menanyakan tentang anak laki-laki yang sempat memberinya bunga yang sangat indah.

"Bocah mana?"

"Yang tadi, anak kecil yang manggil lo papa tadi. Berarti lo udah nikah?"

"Hansel!"

"Enggak penting lah siapa namanya. Yang gue mau tau dia itu siapa." raut wajah Ayriszya sangat datar. Bahkan gadis itu memalingkan wajahnya dari Granat.

"Itu Hansel, anaknya almarhum kakak saya."

"Lo, pikir gue percaya. Jangan harap." ketus Ayriszya. "Pasti istri pertama lo ada di sini kan. Mana dia? Gue penasaran."

Ayriszya celingak-celinguk melihat situasi yang ada di sana. Dia ingin mencari istri pertama dari Granat Azeriyo. Laki-laki itu mengambil ponselnya yang terletak ditempat duduknya, ia menunjukkan poto keluarganya kepada Ayriszya.

"Coba kamu lihat! Ini almarhum kakak saya, ini istrinya, ini Hansel." ucap Granat menunjukkan satu persatu orang yang ada didalam poto tersebut. "Kami kan pernah kecelakaan satu keluarga. Kakak, sama ipar saya meninggal di tempat. Kalau papa saya meninggal setelah beberapa hari di rawat." ungkap pria itu.

Istriku Seorang Mahasiswi | [TERBIT CETAK]Where stories live. Discover now