Bagian 26

38.5K 1.7K 46
                                    

!!! SELAMAT MEMBACA !!!

Ayriszya sudah terlalu lama menunggu di dalam kamar mandi. Dia pasrah akan apa yang nantinya terjadi setelah dia keluar dari dalam. Gadis itu segera mengambil air wudhu untuk sholat ashar. Mau tidak mau dia harus membuka kembali pintu toilet tersebut.

Setelah ia membuka pintu, Ayriszya sama sekali tidak melihat ada Granat di sana. Dia melirik kearah ranjang dan ternyata pria itu sedang tertidur. Ayriszya merasa dirinya sudah aman, ia pun segera melaksanakan sholatnya.

Beberapa menit kemudian setelah ia sholat, baru saja ia melepaskan mukena yang ia pakai. Tiba-tiba saja ada tangan yang merangkulnya dari arah belakang.

"Dapat!" ucap Granat tertawa lepas.

"Hahaha ..."

Tentu saja Ayriszya sangat panik mendapatkan perlakuan itu. Dia pun mencoba untuk memberontak, namun tenaganya tidak sekuat Granat.

"Lepasin gue, Azer."

"Gak bisa Ay, susah-susah saya mendapatkan kamu. Saya tidak mungkin melepaskan kamu dengan semudah itu." sahut pria tersebut.

"Aaaa ... Tolong siapa pun di luar. Tolong ... Saya mau di perkosa." teriak Ayriszya.

"Heh ... Perkosa apa? Kamu itu istri saya."

"Tolong, saya mau di perkosa sama dosen sendiri." teriak gadis itu lagi.

"Ssst ... Ssst ... Diam Ayriszya, kok kamu seperti anak kecil sih. Teriak-teriak lagi."

"Tolong ... Tolong saya."

Gadis itu terus berteriak seakan-akan memang akan di lecehkan oleh seseorang. Padahal orang yang memeluknya itu adalah suaminya sendiri.

"Jangan perkosa, gue! Sadar, Azer." gadis itu terus berontak untuk segera dilepaskan. "Tolong ..."

"Percuma kamu teriak, Ay! Apartemen saya ini kedap suara." ungkap Granat.

Mendengar pengakuan dari pria itu. Ayriszya semakin panik, dia tidak tau bagaimana lagi caranya untuk lepas dari rangkulan Granat.

Pria itu meletakkan dagunya tepat pada bahu istrinya. Sekilas dia mengecup leher Ayriszya.

"Ay, parfum kamu jangan di ganti ya. Saya, suka wanginya."

Ayriszya memiliki ide, dia menyikut perut pria itu hingga Granat merasa sakit dan melepaskan rangkulannya.

"Sakit, sayang. Kamu mau bunuh, saya?"

Pria itu memegangi perutnya yang terasa perih akibat sikutan dari Ayriszya.

"Salah sendiri."

"Kamu kenap sih, saya kan cuma mau peluk kamu, kok kamu kasar sama saya."

"Gue, gak percaya sama lo. Ya kali tampang kayak lo ini cuma pengen peluk doang."

"Beneran sayang, saya cuma mau pelukan aja."

"Omong kosong!"

Istriku Seorang Mahasiswi | [TERBIT CETAK]Where stories live. Discover now