Pada akhirnya Zora menurut, ia membuka Cardigan hitam yang ia pakai.

"Berdiri!"

   Gadis itu berdiri dengan wajah yang merengut kesal. Sangat menggemaskan dimata Zeynar.

"Kalau gue mau macam-macam, udah gue lakuin dari tadi. Tapi gue tunda dulu sampe kita nikah. Jadi sabar,ok!" Ucapnya sembari memasangkan hoodienya pada Zora.

"Siapa juga yang mau menikah denganmu?"

"Lo lah, lo nggak mau nikah sama cowok seganteng gue?"

"Nggak mau."

   Zeynar terkekeh mendengarnya, dia semakin gemas ketika melihat penampilan Zora yang mengenakan hoodienya. Gadis itu seperti tenggelam dihoodie hitam miliknya. Terlihat imut.

"Lo kalau duduk sama berdiri gak ada bedanya yah."

Zora menaikan alisnya, mendongak menatap Zeynar.

"Pendek."

   Zora lagi-lagi merengut kesal mendengar nada mengejek itu. Tapi kemudian terpesona dengan senyuman lebar Zeynar karena melihat wajah kesalnya. Pria ini benar-benar membuat Zora merasakan hal yang aneh.

   Ada taksi yang tiba-tiba berhenti tepat didepan motor Zeynar.

"Gue yang pesan." Zeynar menjawab kebingungan Zora ketika melihat taksi itu.

"Tadinya gue pengen antar lo pake motor. Tapi lo lihat sendiri, hujannya nggak mau berhenti."

   Zeynar merapikan rambut Zora dan memakaikan penutup kepala hoodienya dikepala Zora. Sedangkan Zora hanya diam memperhatikan cowok itu.

"Ma-makasih." Ucapan Zora hampir tidak terdengar saking pelannya.

  Zeynar tersenyum miring, dia mencium telapak jari telunjuk dan jari tengahnya. Kemudian menempelkan nya pada dahi Zora.

   Zora mengedipkan matanya dengan mulut yang sedikit terbuka. Dia merasakan pipinya terasa panas sekarang.

"Sana pulang! Sebelum gue berubah pikiran dan lo benaran gue culik."

   Zeynar menyerahkan Cardigan Zora dan menunduk untuk mensejajarkan wajahnya didepan wajah Zora.

"Karena kalau lo udah gue culik. Lo nggak bisa lepas lagi dari gue." Bisiknya serius dengan suara yang terdengar serak.

   Hal itu membuat Zora tersadar dan mengangguk cepat. Ia berlari kecil kearah taksi dan masuk kedalamnya. Dia tidak menoleh sekalipun pada Zeynar. Bahkan ketika gadis itu sudah berada di dalam mobil. Zora masih berusaha menormalkan detak jantungnya.

    Ketika mobilnya mulai melaju, Zora langsung berbalik dan melihat Zeynar dari dalam mobil. Pria itu berdiri di halte dengan menatap taksi yang di tumpanginya.

-----

"Ini gimana Den? Non Zora belum pulang. Apa Bibi suruh Pak Doni untuk mencarinya?"

"Nggak usah, biar kita aja yang nungguin dia di sini, Bibi istrahat saja."

   Meski ragu, Bibi itu hanya mengangguk dan pergi dari ruang tamu. Dimana ada Cleobara dan teman-temannya.

"Zora emang suka pulang malam yah?" Tanya Rendra, mereka sudah menunggu sejam. Tapi gadis itu tidak kunjung pulang. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 21:54 malam.

   Ginan dan Reza ikut melihat kearah Bara. Sedangkan Bara hanya diam, pemuda itu memejamkan matanya sembari memijat keningnya. Entah kenapa perasaannya terasa was-was sekarang, pikirannya dipenuhi dengan Zora adiknya.

Stay Alive || Claazora Transmigrasi (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن