24|Mode Jangan Ganggu

3.4K 487 575
                                    

Jennie membuka kaca matanya ketika sampai di restoran yang menjadi tempat yang ia sepakati untuk bertemu dengan Jisoo. Wanita yang dalam balutan pakaian mewah tersebut kembali mengecek ponselnya. Jennie sudah mengambil keputusan, setelah mempertimbangkan banyak hal. Dan, langkah awal yang harus ia lakukan adalah bernegosiasi dengan Jisoo perihal kesepakatan mereka.

"Hai, Jen? Apa aku terlambat? Maafkan aku membuatmu menunggu."

Mengulas senyuman manis yang khas, Jennie menggelengkan kepala. "Aku juga baru sampai, Ji. Kau boleh duduk."

Menarik kursi kosong yang tersedia, Jisoo duduk berseberangan yang beri jarak oleh sebuah meja dengan Jennie.

"Apa aku mengganggu waktumu? Aku benar-benar minta maaf, karena mengajakmu bertemu secara tiba-tiba. Kau pasti sibuk sekali ya sekarang?"

Jisoo mengerutkan dahinya. "Hei, Jen. Kau bicara apa? Memangnya aku selebritis? Haha, kau ada-ada saja."

Memilih bergidik, Jennie memanggil pramusaji untuk memesan makanan terlebih dahulu. Entah hanya perasaannya saja, Jisoo merasa ada perubahan atmosfer dari pertemuannya dengan Jennie kali ini. Seingatnya, Jennie selalu menjadi orang paling ceria bila mereka sudah bertemu. Entah kenapa dan kemana senyuman riang itu menghilang.

"Aku mendengar kau menjadi model lagi. Mungkin terlambat, tapi aku ingin mengucapkan selamat. Aku turut bahagia untukmu."

Memilih menggeleng, Jisoo bahkan belum apa-apanya sekarang. Ia masih tergolong anak ayam yang baru menetas. "Terima kasih, dan aku harap supermodel Kim Jennie bisa memberiku arahan nantinya, agar aku bisa sesukses dirimu juga."

Jennie menyambutnya dengan kekehan hambar. "Aku pikir kau tidak membutuhkan itu, Jisoo." Bahkan sekarang, Jisoo sudah punya super powernya sendiri, kan?

Jisoo mengerutkan alisnya bingung. "Kenapa begitu?"

Lagi-lagi Jisoo menangkap hal yang berbeda dari cara Jennie tersenyum padanya.

"Jisoo, aku ingin bicarakan kesepakatan kita."

Jantungnya tiba-tiba memompa dengan sangat cepat, ketika Jennie menyinggung tentang kesepakatan. Namun, Jisoo harus tetap terlihat normal. "Ada apa, Jen?"

"Aku sudah memikirkan cara untuk mengakhiri semuanya. Aku ingin kau dan Taehyung bercerai."

Deg! Mungkin karena inilah Jisoo merasa tidak tenang sejak tadi. Ya Tuhan, bahkan ia baru saja merasa jatuh hati pada sikap Taehyung, tapi semuanya harus selesai? Bagaimana mungkin, Jisoo dapat melupakan bagian dari kesepakatan itu? Sejak awal, ujung dari kesepakatannya adalah mengakhiri. Meski begitu, tetap saja ada rasa tak rela.

"Jisoo, apa kau baik-baik saja?"

Mencoba bernapas normal, Jisoo mengangguk sembari membeberkan senyuman lebar, namun terpaksa. Entah Jennie menyadari matanya yang berkaca-kaca atau tidak. "Y-ya... aku baik-baik saja, Jennie."

Jennie dapat membacanya. Ia melihat semua kesedihan yang langsung tergambar di wajah Jisoo, pasca kalimat mengakhiri itu ia cetuskan. Jennie mengaku, ia memang bukan orang yang terlalu tulus, namun jujur, ia merasa bersalah sekarang. Andai semuanya berjalan baik-baik saja, ia pasti akan mendukung benih-benih perasaan Jisoo dan Taehyung, karena itu artinya, ia tak perlu lagi mencari alasan untuk dapat bersama Agust. Tapi ketika semuanya sudah berjalan sekacau ini, Jennie merasa ia wajib menjadi orang yang egois.

Belum ada titik terang dari kasus Agust, dan sekarang kariernya sendiri juga terancam. Maka satu-satunya cara untuk memperbaiki semuanya adalah menjadi wanita Taehyung lagi. Dan, Jennie merasa hal itu tak akan berlangsung mudah, mengingat sikap Taehyung yang begitu ketus padanya akhir-akhir ini, terlebih setelah Jennie menimbang, penyebab dari itu semua adalah Jisoo. Jisoo perlahan sudah menggeser posisinya di hati Taehyung. Jennie egois, hanya untuk mendapatkan miliknya kembali!

Cat and DogWhere stories live. Discover now