22|Hak Milik

3.6K 524 532
                                    

Taehyung sampai di lokasi pemotretan istrinya. Kehadiran si CEO yang terkenal galak itu, membuat semua orang yang sadar akan presensinya, menelan saliva gugup. Taehyung mengangkat alis, membalas penghormatan yang para bawahannya lakukan. Fokus Taehyung sepenuhnya tercurah pada gadis yang terlihat cantik berpose di depan kamera.

"Oh, Jisoo-ku, kau benar-benar berbakat, Sayang." Gumam Hoby layaknya seorang ayah yang bangga pada putrinya. Ia terenyuh dalam setiap pose yang Jisoo lakukan, seolah itu adalah makanan gadis itu sehari-hari. Menurutnya, Jisoo memang ditakdirkan untuk menjadi seorang model.

Mendengar perkataan yang berisi kalimat memuji untuk istrinya dilontarkan, Taehyung menoleh. Ia melirik sinis ke arah Hoby yang sepertinya sedang terkesima kepada sang istri. Dasar tua bangka tak tahu diri. Taehyung langsung menghadiahi kepala Hoby dengan pukulan dari kepalan ujung jemarinya.

"Awhhh... apa masalahmu?! Kau tidak tahu aku siapa, Sia——"

Upssss... Hoby langsung memukul mulutnya sendiri ketika mendapati kehadiran Taehyung yang mengerutkan alis. Bisa-bisa ia digantung bila melakukan kesalahan. Lagipula, kenapa ia sampai tak sadar dengan kehadiran Bos galaknya ini? Biasanya, dalam radius 1 kilometer saja, Hoby sudah bisa mencium hawa-hawa kehadiran Tuan Kim Taehyung, karena di setiap kehadiran putra kegelapan itu, pasti membawa kabut hitam yang pekat. Oh, tolong jangan bocorkan isi kepalanya, karena jika sampai Taehyung tahu, mungkin ia akan jadi Hoby guling.

"Hormat saya, Sajangnim..."

Taehyung tak membalas. Ia menatap dengan sinis. "Sia? Apa lanjutan dari ucapanmu tadi? Kau mencoba mengumpat padaku?"

"Eh? Tidak tidak, Sajangnim! B-bukan begitu. Saya tidak memiliki keberanian untuk mengumpat pada Sajangnim meski dalam mimpi sekalipun!" Kim Sialan Taehyung! Sesungguhnya Hoby menyimpan banyak dendam pada pria itu!

Membuang muka tampak tak peduli, sebenarnya bukan rahasia lagi jika para pekerjanya kerap merasa kesal. Taehyung bahkan sering mendengar orang-orang itu membicarakannya dari belakang, tentang seberapa kejam dirinya. Jika dalam kondisi hati yang buruk, biasanya Taehyung langsung memecat pihak yang bersangkutan, namun jika kondisi hatinya sedang baik, palingan ia hanya akan bersikap semakin sinis dan memberi bonus pekerjaan berlebih terhadap orang itu.

"Eumm... Sajangnim repot-repot datang kemari."

"Apa itu sebuah masalah untukmu?" Pedas, tajam, dan tuntas.

"Eh? Tidak, Sajangnim..." saatnya Hoby ingin mengumandangkan lagu yang berjudul Serba Salah. Yang barusan murni untuk berbasa-basi, namun si Voldermort ini langsung menudingnya. Begitulah susahnya menjadi seorang bawahan.

Hening beberapa saat. Fokus dua pria yang tadi berisik kembali tercurah pada bintang utama pemotretan. Sebagai suami, Taehyung bangga akan kemampuan Jisoo.

"Jisoo, Jisoo... seandainya dulu kau terus melanjutkan karirmu sebagai model, mungkin kau sudah menjadi supermodel terkenal sekarang." Lagi-lagi Hoby menggumam. Memang paling suka mencari masalah.

Buktinya, perkataan pria itu kembali sampai di telinga Taehyung. Membuat pikiran Taehyung menerawang, benar juga. Jisoo pernah mengatakan padanya bahwa dia berhenti menjadi seorang model. Namun gadis itu tak menjelaskan alasannya di sebalik itu. Taehyung kembali melirik pada Hoby. Apa pria itu tahu sesuatu?

"Hoby."

Padahal Taehyung menterinya dengan nada biasa, namun Hoby ampuh dibuatnya tersentak. "Y-ya, Sajangnim?"

"Apa kau mengenal Kim Jisoo?"

Mengangguk ragu-ragu, Hoby menjawab. "Tentu saja, Sajangnim. Saya pernah menjadi manajernya."

Cat and DogWhere stories live. Discover now