06|Melihat dari Sisi Berbeda

3.2K 571 137
                                    

Kilatan lensa memenuhi ruangan itu. Jennie begitu terampil membawakan pose untuk iklan yang sedang dipegangnya. Gadis seksi itu memang kebanjiran job pemotretan maupun syuting iklan akhir-akhir ini.

"Ya, bagus. Rasanya untuk hari ini sudah cukup."

Mendapat seruan begitu dari photographer, Jennie mendudukkan dirinya di kursi yang telah disediakan staf. Ia membiarkan orang-orang itu melakukan tugas, yakni melayaninya. Ketika ia meneguk air mineral yang diberikan, sang manajer datang menghampiri.

"Brand D.O Cosmetic meminta kepastiannya sekarang. Bagaimana keputusanmu?"

"Ah, yang kemarin menawarkan itu ya? Aku sudah baca kontraknya, dan sepertinya tidak terlalu mencapai kriteria. Lagipula itu brand baru, kan? Manajer, banyak brand yang jauh lebih baik dan unggul yang bisa mengajakku bekerja sama. Skip yang D.O cosmetic itu dulu."

"Kau yakin? Brand ini memang masih tergolong baru, tapi perkembangannya sejak awal di rilis begitu stabil dan signifikan."

"Itu terjadi hanya karena orang-orang masih penasaran saja. Lebih baik gaet perusahaan-perusahaan yang lebih menguntungkan saja. Pokoknya yang sudah terbukti digemari orang-orang, dan kemungkinan suksesnya lebih besar."

"Baiklah. Akan ku sampaikan keputusan kita kepada mereka."

Jennie mengangguk, ia kemudian menikmati lagi masa-masa istirahat setelah pemotretan. Kesibukan akhir-akhir ini membuatnya lelah. Rasanya begitu mendamba agar diberi hari rehat yang panjang, tapi apalah daya.

"Hari-harimu berjalan baik, Tuan Putri?"

Oh, mungkin semuanya akan semakin buruk. Mata sipit miliknya menangkap pemandangan yang sebenarnya tak terlalu Jennie nikmati akhir-akhir ini. Namun, demi menciptakan sebuah kesan yang baik, ia berupaya tersenyum menyambut pemuda itu.

"Kau di sini?"

"Ya. Untuk bertemu dengan kekasihku."

Gadis itu hanya membalasnya dengan kekehan.

"Pemotretannya selesai, kan? Kita bisa berkencan sekarang?"

Sebenarnya Jennie sangat lelah, terlebih ia sama sekali tak pernah menikmati suasana kencan yang sedang disebut Taehyung. Tapi rasanya akhir-akhir ini ia terlalu sering menolak permintaan pria itu. Ketimbang Taehyung curiga, lagipula Jennie tak akan bisa bertemu dengan August dalam waktu dekat, jadi mungkin ajakan pria ini bisa menjadi alternatif sampingan.

"Mungkin itu adalah ide yang bagus, Tae. Aku memang sedang merindukanmu."

❦❦❦

Rumahnya sedang jadi pertaruhan. Jisoo tak bisa membiarkan rumah itu dimiliki oleh orang lain. Bagaimanapun, meski hanya sebuah bangunan, tapi segala kenangan tentang keluarganya yang pernah hangat, terkurung di sana. Ia memang tak akan pernah bisa mengulang kenangannya lagi, tapi setidaknya Jisoo dapat mengenangnya melalui rumah itu.

Ting!

Lamunan gadis itu tercerai kala mendengar notifikasi dari ponselnya. Tanpa minat, Jisoo meraih benda pipih tersebut. Membuka kabar apa yang terlampir dalam pesan yang ia terima.

Jennie: Ji, aku sudah mentransfer biaya pertama yang ku janjikan. Honor syuting iklan dan endorsment minggu ini juga sudah masuk ke rekeningmu. Maaf ya agak terlambat. Kerjasama yang menyenangkan, Sister^ω^

Bola mata Jisoo melebar setelah membacanya. Bibirnya ikut melengkungkan sengiran yang lebar. Ah! Jennie memang Dewinya! Setelah mengetik pesan balasan untuk gadis itu, Jisoo segera memastikan kebenaran ucapan Jennie.

Cat and DogWhere stories live. Discover now