19|Berbagi

3.2K 503 491
                                    

Mampu dibuat mengerjap, Jisoo bingung harus melakukan apa saat Jungkook memeluknya. Pemuda itu bersikeras datang ke rumah Taehyung, namun Jisoo melayangkan penolakan keras. Ia tak ingin Taehyung berkata yang bukan-bukan kepada Jungkook. Tahu sendiri, macan garang itu sering sekali sensian dan naik pitam karena hal yang tak jelas.

"Jung, kau kenapa?"

Melepaskan pelukan dan melontari Jisoo dengan tatapan galak, Jungkook tak habis pikir dengan pertanyaan Jisoo yang terdengar seolah-olah tak bersalah. "Kenapa kau tanya? Kenapa? Kim Jisoo, aku khawatir setengah mati perihal keadaanmu! Kenapa kau sulit sekali dihubungi akhir-akhir ini?! Kau tak menjawab panggilan telepon, tak membalas pesan yang aku kirimkan. Aku pergi ke rumah suamimu dan tak menemukan kau di sana. Dan kau masih bisa tanya kenapa?"

Menelan ludahnya dengan gugup, Jisoo tak mampu menahan dirinya untuk tidak tersenyum. Jungkook yang cerewet begini, tampak begitu lucu di matanya. "Jung, maafkan aku jika aku pergi tanpa mengabarimu. Maafkan aku juga, jika itu membuatmu khawatir. Itu juga di luar dugaanku. Tiba-tiba saja, ibu dari Taehyung——ah, ibu suamiku itu, meminta kami untuk tinggal bersama keluarga besar mereka selama beberapa hari. Maafkan aku perihal panggilan dan pesanmu yang tak mendapat respons. Karena selama di sana, aku jarang mengecek ponselku."

Jungkook menghembuskan napas berat. "Apa hubunganmu sedekat itu dengan suamimu, sampai-sampai kau juga harus akrab dengan keluarganya? Jisoo, kau pernah bilang, kalian menikah hanya karena sebuah perjanjian. Apa itu sudah berubah sekarang?"

Jungkook menanyakan hal yang Jisoo sendiri juga tak tahu jawabannya. Ia pun bingung tentang hubungannya dan Taehyung sekarang. Benar, mereka hanya menikah ditunjang oleh kesepakatan, tapi setelah mereka tidur bersama, apa itu artinya perjanjian juga berubah?

"Jung, tidak begitu. Kau salah paham. Tidak ada yang dapat aku harapkan dari hubunganku dan Taehyung," Jisoo menjawab dengan ragu. Sebenarnya hatinya meringis sakit saat berucap demikian. Tapi, memang itu faktanya, bukan? Bagaimana mungkin, Jisoo dapat melupakan fakta bahwa masih ada Jennie di antara mereka.

Oh tidak! Jisoo berpikir apa?! Kalimat yang benar ialah, dirinya yang ada di antara Taehyung dan Jennie.

"Lalu, pagi itu? Pagi-pagi sekali aku menghubungimu, namun malah pria itu yang menjawabnya," Jungkook juga tak lupa dengan kalimat yang terkesan sangat posesif nan suami Jisoo ucapkan padanya. "Jisoo, apa kalian tidur bersama?"

Ya Tuhan, Jisoo harus menjawab apa sekarang?

❦❦❦

Sampai di rumah, Jisoo kebingungan saat beberapa orang asing berlalu lalang. Dari pakaiannya, orang-orang itu terlihat seperti pekerja bangunan.

"Akhirnya kau pulang juga. Bagaimana, sudah puas bertemu dengan Tuan Jeon-mu itu?" Taehyung menyeru sinis dari arah tangga. Wajahnya tampak masam dalam posisi yang bersedekap. Lagian, bagaimana ia tidak kesal? Setelah menerima panggilan dari Berandalan itu, Jisoo langsung hengkang dari rumah, seolah-olah begitu mendamba untuk segera bertemu dengan si Jeon Jeon sialan itu.

Jisoo memilih untuk tak menanggapi. Ia menyeret langkahnya ke arah Taehyung. "Ada apa? Siapa orang-orang ini?" Ia lebih penasaran tentang keberadaan para pekerja yang ada di rumah, ketimbang melayani nafsu untuk adu mulut dengan Taehyung.

Tersenyum miring, inilah rencananya. "Oh, tadi aku melihat tikus di kamarku. Syukurnya Tuhan masih melindungiku dari kematian, karena jika tidak, aku akan menghantuimu seumur hidup, karena membiarkanku mati bersama tikus, akibat kau lebih memilih untuk menghadiri pertemuan yang sangat tidak penting dengan orang yang tidak penting juga."

Mendengus jengah, biarkan saja dia mengoceh sesukanya. Jisoo hanya menaikkan alis, meminta Taehyung bicara ke inti pertanyaannya.

"Jadi, aku memutuskan untuk menghancurkan kamar itu."

Cat and Dog (√)Where stories live. Discover now