09|Mengulang Mimpi

3.1K 545 99
                                    

"Benarkah?"

Jisoo mengangguk pelan, menyuarakan masih ada sekebat keraguan dalam keputusannya. "Aku akan mencobanya. Semoga saja ini tidak akan berdampak buruk."

"Oohh, ayolah. Aku percaya padamu, Ji. Kau bisa melakukannya, dan ini akan menjadi kerjasama yang sama-sama menguntungkan."

"Semoga saja begitu."

Otaknya benar-benar buntu. Ternyata mencari pekerjaan adalah sesuatu yang begitu sulit. Jisoo sudah mengisi lebih dari lima platform pekerjaan, namun sayang, tak ada satupun yang masuk ke kontaknya membawa berita baik. Memikirkan lebih dalam tentang tawaran Rosé untuk menjadi model, Jisoo sudah menimbang hal ini dengan serius. Mungkin saja ini memang kesempatan kedua yang terbentang untuknya.

"Baiklah, aku akan mengabarimu untuk penandatanganan kontrak, sekaligus mengatur pertemuan dengan pemilik brand D.O."

Jisoo mengangguk, ia pun meneguk minuman yang dipesannya. Rosé juga membalas itu dengan senyuman senang. Gadis yang lama tinggal di Australia tersebut, juga menyendok ice cream yang tadi ia pesan.

Jauh sekali di masa lalu, mereka begitu akrab dan dekat. Seandainya Rosé tetap tinggal di Korea, mungkin Jisoo juga akan selalu mengandalkan gadis itu sebanyak ia mengandalkan Jeon Jungkook saat ini. Sayang sekali, setelah lulus SMA, mereka harus berpisah, lantaran orang tua Rosé mengirim gadis itu ke Australia untuk melanjutkan pendidikan, yang malah keterusan sampai Rosé juga berkarir di sana.

"Beginilah. Saat sahabatnya yang lain pulang, sahabat yang satunya lagi akan dilupakan."

Kompak menoleh pada suara lain yang menyeru, Jisoo sempat mengalami keterkejutan kala mendapati kehadiran Jungkook di tempat ini. Tentu, berbanding terbalik dengan Rosé yang tampak santai dan ikut terkekeh akan ucapan pria tersebut.

"Maaf, Ji. Aku lupa memberitahumu jika dia juga merengek ingin ikut bergabung di sini."

Jisoo menoleh pada pria Jeon tersebut, mendapat delikan dari empunya. "Oh ayolah, kami bertemu untuk urusan pekerjaan pada awalnya. Tidak usah cemburu begitu." sungut Jisoo merasa tidak terima.

"Huh!"

❦❦❦

Taehyung menusuk-nusuk permukaan kasur yang ia tiduri. Kepingan kejadian malam itu, benar-benar menganggu ingatan. Mengapa Taehyung terus-terusan yakin jika hal aneh benar-benar terjadi di antaranya dan Kim Jisoo, bahkan setelah gadis itu sendiri membantahnya?

Taehyung merasa tidak terima?

Bak penggalan kaset rusak, memorinya terus mengukir bagaimana wajah gadis itu. Wajah lesu Jisoo saat merawatnya,

"Sejak kapan kau di sini?"

"Tiga jam yang lalu."

Bahkan ketika ia menatap Kim Jisoo dalam jarak yang amat sempit. Taehyung merasakan kehangatan itu secara nyata. Saat bibirnya menyentuh milik gadis itu.

Oh fvck! Ini benar-benar mimpi yang buruk!

Entah betulan mimpi, kenyataan, dan mungkin dua hal itu akan terkesan sedikit lebih baik ketimbang hanya delusi semata. Maksudnya, jika hal itu dalam konteks mimpi atau kenyataan sekalipun, maka berarti otak Taehyung masih dapat disebut beres, lantaran itu terjadi karena bukan kuasanya. Ketimbang delusi, yang artinya ia sedang berangan mencium gadis tersebut. Oh tidak, bahkan Taehyung tak dapat menghilangkan Kim Jisoo dari otaknya saat ini.

"Lenyap dari pikiranku!"

Taehyung kesetan, bak anak gadis yang sedang salah tingkah.

"Taehyung?"

Cat and Dog (√)Where stories live. Discover now