11|Sahabat Baik

3K 560 123
                                    

"Rapi sekali?"

Jisoo yang sedang menata piringan makanan di meja makan, sukses terkejut dibuatnya lantaran seruan Taehyung yang baru turun. Bagaimana bisa, Jisoo tak mendengar kedatangan Taehyung, sementara laki-laki itu sudah berdiri dengan jarak tiga langkah darinya? Oh, mungkin karena Jisoo terlalu gugup hari ini.

"Apa ini terlihat berlebihan?" ia malah balik bertanya, seraya memperhatikan penampilannya sendiri. Jisoo merasa sudah lama saja ia tak berpakaian bagus, lantaran merasa tak ada keperluan untuk menunjang penampilan selama ini.

"Tidak. Itu membuatmu terlihat lebih baik."

Malaikat apa yang memberi hidayah pada Taehyung pagi ini. Yang pasti, Jisoo tersenyum dan sedikit lebih percaya diri akibat ucapannya. Gadis itu bahkan tak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

Diam-diam, Taehyung juga merasa tentram melihat rona bahagia di raut wajah istrinya akibat pujian yang ia sampaikan. Entah bubuk sihir apa yang memengaruhinya, tapi Taehyung merasa suka melihat wajah Jisoo dengan aura positif seperti sekarang. Berdeham mencari perhatian, ia sukses menarik atensi gadis itu lagi.

"Jadi? Ada apa dengan hari ini?"

Meringis tertahan, Jisoo menggaruk ujung alisnya sendiri. Ia merasa bingung sekarang. Haruskah Jisoo memberitahu Taehyung tentang ia yang menjadi model lagi atau tidak? Apakah Taehyung membutuhkan perihal itu untuk diketahui?

Ya... Jisoo tahu pernikahan mereka hanya ditunjang oleh sebuah kontak. Mereka tidak melakukan ini atas dasar cinta. Tapi, bagaimanapun juga mereka telah menikah secara agama, dan terdaftar di mata hukum. Dengan kata lain, mereka adalah suami-istri yang sah. Bagaimanapun Taehyung adalah suaminya, begitupun sebaliknya.

Menggigit bibir bawah dengan gugup, Jisoo menoleh pada pria itu. "Taehyung, sebenarnya aku mendapat tawaran untuk menjadi model lagi," jelasnya pelan-pelan, dan dari wajahnya, Taehyung terlihat responsif, sehingga Jisoo memiliki keberanian untuk bicara lebih.

"Aku sudah melakukan pembicaraan kontrak dengan pemilik brand, dan ya... aku ingin mencoba untuk menjadi model lagi. Tapi! Tapi kau tak perlu khawatir, meski aku bekerja, aku tak akan melupakan kewajibanku untuk melayanimu. Kau tenang saja."

Merasa jika gadis itu telah selesai dengan ucapannya, Taehyung baru membuka mulut untuk menyampaikan pendapat. "Sebenarnya, aku tak mempermasalahkan jika kau ingin menjadi model lagi. Aku bukan tipe suami yang suka mengekang keinginan istrinya,"

Mendengar penuturan demikian yang disampaikan Taehyung, lagi-lagi mampu membuat Jisoo tersenyum.

"Tapi, kalau boleh tahu, kenapa kau memutuskan untuk menjadi model lagi?"

"Eumm... sebenarnya aku sempat ragu untuk melakukan ini. Tapi, setelah ku pikir-pikir, itu juga bukan pilihan yang buruk. Terlebih, aku juga sedang membutuhkan uang guna mengganti biaya yang sudah kau keluarkan untuk menebus rumahku."

Alis Taehyung mengerut. Sorot matanya berubah tampak tidak terima. "Memangnya aku pernah memintamu untuk mengembalikan uang itu?"

"Memang tidak," Taehyung memang tak pernah meminta apalagi mendesaknya. "tapi tetap saja, aku harus mengganti uang itu, Taehyung."

"Tidak usah. Lupakan saja. Itu bukan apa-apa."

Tidak perlu katanya? Lupakan, karena itu bukan apa-apa? Tapi, hey... delapan miliar bukan jumlah uang yang kecil untuk dilupakan begitu saja. Jisoo tahu, selama ini ia adalah orang yang matrealistis, mendengar peluang uang bisa membuat matanya berbinar. Tapi, hal yang Taehyung lakukan untuk menebus rumahnya adalah konteks yang berbeda. Bagaimanapun, ia juga punya harga diri.

Cat and Dog (√)Where stories live. Discover now