66. Mulai retak

51.4K 3.6K 348
                                    

Jangan lupa vote & komen ya temen-temen 🌻

Setelah satu Minggu yang lalu Raina melakukan operasi, hari ini perban di mata gadis itu akan dibuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah satu Minggu yang lalu Raina melakukan operasi, hari ini perban di mata gadis itu akan dibuka. Namun, tidak ada siapapun yang mendampingi Raina. Entah Ana maupun Andi sama sekali tidak terlihat dari sejak kemarin.

Beberapa hari terakhir ini Raina selalu bertanya-tanya kemana Bundanya pergi, kenapa dia tidak pernah menjenguk atau sekedar menemani dirinya selama di rumah sakit. Setiap hari Raina tidak pernah absen untuk menanyakan kehadiran Ibunya kepada suster yang berjaga, namun jawaban suster itu tetap sama. Memang tidak ada seorangpun yang menjenguknya.

Hanya ada Raina sendiri dan juga suster yang setiap hari membantu mengurus keperluan Raina. Hal itu membuat Raina kebingungan setengah mati karena semuanya begitu tiba-tiba. Sebelumnya Ana tidak pernah bersikap seperti ini.

"Suster, masih lama, ya?" tanya Raina tidak sabar ingin perban di matanya segera dibuka.

"Sebentar lagi Dokter akan ke sini, dan perban kamu akan segera dibuka," jawab suster kemudian.

Selama beberapa hari ini pula, Raina sudah merenung, dan ia sudah bertekad kalau sepulang dari rumah sakit, Raina akan secepatnya menemui Naya dan meminta maaf pada adiknya itu.

Raina sadar, selama ini ia membenci dan menjahati Naya karena alasan yang tidak jelas. Raina juga akan menjelaskan semua yang terjadi pada Ayah dan Bundanya. Agar ia bisa hidup tenang tanpa bayang-bayang rasa bersalah lagi pada Naya.

Ya, Raina sudah bertekad ingin memulai hidup baru. Tanpa rasa iri ataupun benci lagi pada adiknya, Naya. Raina ingin menjalani hidup normal selayaknya keluarga lain di luar sana. Keluarga yang bahagia.

Memikirkan itu segaris senyum tipis tercetak jelas di bibirnya. Senyum tulus yang selama ini belum pernah Raina tunjukkan kepada siapapun.

"Bagaimana, Raina, apa kamu sudah siap?" tanya Dokter yang waktu itu mengoperasi Raina, masuk ke ruangan.

Anggukan mantap dari Raina perlihatkan kepada Dokter. "Saya... Siap, Dokter."

"Baiklah, kalau begitu mari kita buka perban di mata kamu. Santai, Raina, ini tidak akan sakit," ujar Dokter kemudian mulai menjalankan tugasnya. Sedikit demi sedikit perban yang ada di mata Raina perlahan mulai terbuka, menampakkan mata gadis itu yang masih terpejam.

"Sekarang coba kamu buka mata, pelan-pelan saja."

Raina menuruti ucapan Dokter dengan membuka matanya secara perlahan. Semua masih samar-samar di penglihatannya, masih tidak terlalu jelas.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang