45. Pamit

42.2K 3.2K 64
                                    


"Happy birthday Bunda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Happy birthday Bunda..."

"Happy birthday Bunda..."

"Happy birthday, happy birthday, happy birthday Bunda..."

Saat ini Naya sedang berdiri di depan kamar Ana sembari memegang kue buatannya untuk Ana.

Pagi-pagi sekali Naya bangun untuk membuat kue ulang tahun Bundanya. Rasa sakit di tangannya, tak menyurutkan niat Naya untuk memberikan kejutan pada Ana.

Naya sudah melupakan kejadian kemarin, mungkin saja Ana memang sedang marah, jadi dia melampiaskannya pada Naya. Tidak ada sedikitpun rasa benci pada Ana, walau dia sudah berkali-kali menyiksa dan memukulinya. Naya akan tetap menyayangi Ana sampai kapanpun itu.

"Bunda, bukain pintunya dong, Naya di depan bawa kejutan buat Bunda," ujarnya antusias.

"Bunda... buka pintu."

Tok

Tok

"Bunda... Naya ba--"

Ceklek

Ucapan Naya terhenti ketika Ana membuka pintu kamarnya.

"Ngapain sih, malem-malem bikin keributan!" tanya nya membentak. Ana kesal karena Naya menganggu waktu tidurnya.

"Bunda, ini udah pagi, udah jam 5 subuh."

"Sama aja! ngapain kamu pagi-pagi di sini!"

Naya tersenyum lebar menatap kue buatannya yang terdapat angka 52 di atas kue itu. Naya yakin jika Ana akan menyukainya. Dia lantas menyalakan lilinnya, lalu menyodorkan kuenya pada Ana.

"Selamat ulang tahun, Bunda. Semoga Bunda panjang umur, semoga sehat selalu, dan semoga Bunda bisa secepatnya sayang sama Naya," ucap Naya mengembangkan senyumnya.

Tidak ada respon dari Ana. Dia diam memandang Naya tanpa berucap sepatah katapun.

Lama terdiam, Ana kemudian maju sedikit lebih dekat, dia mengambil kue itu dari tangan Naya.

Naya tersenyum melihat Ana menerima kue buatannya. Namun, sedetik kemudian harapannya pupus begitu saja. Ana membanting kue itu ke lantai hingga hancur tak berbentuk.

"Saya gak sudi nerima pemberian dari jalang seperti kamu!"

"Bu-bunda... Naya bikin kue ini khusus buat Bunda, walau tangan Naya masih sakit karena kemarin. Apa Bunda gak bisa hargai sedikit aja usaha Naya?" tanya Naya sendu. Hatinya sangat sakit melihat kue yang ia buat susah payah hancur begitu saja.

"Saya gak butuh kue kamu, saya juga gak butuh kejutan dari kamu!"

"Lalu apa yang Bunda butuh? Naya akan memberikannya Bunda. Naya akan memberikan apapun yang Bunda minta."

NAYANIKA [SELESAI]Where stories live. Discover now