22. Mahkota yang terenggut

58.3K 3K 33
                                    

"Setelah kehilangan kehormatan ku, lalu apa lagi yang akan diambil semesta dariku?"
- Kanaya Belva Anastasya

"Setelah kehilangan kehormatan ku, lalu apa lagi yang akan diambil semesta dariku?"- Kanaya Belva Anastasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nasi sudah menjadi bubur. Itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan Naya sekarang.

Kecewa, marah, menyesal, sakit hati, terluka, perasaan itu campur aduk dalam benaknya.

Bahkan sekarang penyesalan tidak akan mengubah apapun. Penyesalan tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi.

Hilang sudah mahkota yang ia jaga selama berrtahun-tahun.

Hilang sudah hal paling berharga dalam hidup Naya.

Hilang sudah harapan Naya untuk memberikan kesuciannya pada suaminya kelak.

Harus bagaimana ia menjalani hidup kedepannya? Menanggung aib ini seumur hidupnya?

"Kenapa tuhan, kenapa hidup Naya gak pernah beruntung... Setelah ini Naya harus apa."

Naya membenamkan kepalanya di kedua lutut, dan terus menangis. Ia tak pernah merasa sehancur ini. Sudah tidak ada hal berharga lagi dalam hidup Naya.

Mendengar isakan di samping nya, David berusaha untuk duduk meskipun kepalanya masih terasa pening. Cowok itu menoleh ke kanan dan ke kiri.

David langsung membulatkan matanya melihat gadis-ralat wanita di sampingnya. Ia beralih meneliti tubuhnya yang tidak terlalu sehelai benangpun.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Mengapa ia tidak bisa mengingat.

"Lo siapa?" Pertanyaan bodoh itu terlontar begitu saja. David tidak ingat apapun, hanya ada sekelebat bayangan yang samar-samar.

Wanita itu mengangkat kepalanya, dan netra mereka bertemu. Bagaimana mata sayu itu menatap David penuh luka.

DEG

Gila.

Ini benar-benar gila. Gadis yang David nodai adalah Naya? Bodoh! David bodoh! Bagaimana bisa dia melakukan hal ini pada Naya?

David menyesal sudah melakukan hal gila ini pada Naya. Tidak seharusnya ia merusak wanita yang di cintainya.

"Nay... Maaf... Aku gak sadar," ujar David menyesal.

"Kenapa, Dav? Kenapa kamu tega?" lirih Naya dengan suara serak.

David mengambil kemejanya lalu memakainya asal. Ia beringsut maju ingin memegang tangan Naya, nanum wanita itu malah menghindar.

"Sekarang aku harus gimana?"

"Naya maaf...."

Naya mengusap air matanya. "Udah puas bikin hidup aku yang hancur ini tambah hancur? Udah puas kamu merusak masa depan aku?"

"Udah puas hah! BRENGSEK! LAKI-LAKI BAJINGAN! GUE NYESEL PERNAH KENAL SAMA LO!" bentak Naya, napasnya memburu.

Naya berusaha untuk menahan isakannya di depan David. Tapi semuanya sia-sia, ia terlalu rapuh menghadapi kenyataan ini sendirian.

"Naya maafin aku, aku beneran gak sadar semalem. Nay maaf, maaf  udah bikin kamu kayak gini," jawab David bersalah.

"Dengan gampangnya lo ngucapin kata maaf? Lo gak tau perasaan gue gimana! Gue takut! Bahkan Alvin gak pernah nyentuh gue sejauh ini. Tapi kenapa lo tega, Dav...," ujar Naya melirih di akhir kalimatnya.

"Tolong maafin aku, Nay. Aku khilaf aku dalam keadaan gak sadar. Itu semua di luar kendali aku." David hendak menggenggam tangan Naya tapi dia langsung menepisnya.

Plakkkk

"MAAF LO GAK AKAN NGEMBALIIN KEHORMATAN GUE!"

"MULAI SEKARANG JANGAN PERNAH TUNJUKIN MUKA LO DI DEPAN GUE! ENYAH SELAMANYA DARI HIDUP GUE BRENGSEK!!"

Setelah itu Naya turun dan memunguti pakaiannya yang berada di lantai, lalu berjalan ke kamar mandi.

David memandang punggung wanita itu sampai masuk ke dalam kamar mandi. "Maaf, Nay, maaf."

Selesai memakai pakaiannya Naya langsung berlari ke luar tanpa menghiraukan David.

Wanita itu berlari keluar club sembari terus menyeka air matanya yang mengalir tiada hentinya.

Naya berjalan seorang diri ditengah derasnya hujan yang sedang melanda Kota Bandung. Wanita itu berjalan tanpa tahu kemana tujuannya.

Dengan memakai pakaian yang sudah rusak, Naya terus berjalan membiarkan dirinya kehujanan. Air matanya tersamarkan akibat tetesan air hujan.

Tubuh Naya menggigil hebat. Namun tidak ada niat untuk berteduh. Wanita itu duduk di pinggir jalan seorang diri.

"Aku lelah, Tuhan. Aku lelah."

"Kenapa engkau begitu percaya padaku!"

Naya berteriak ditengah derasnya hujan. Suaranya tidak terdengar jelas karena riuhnya air hujan yang terus turun.

Matanya sayu, tidak memancarkan keceriaan seperti biasanya. Yang ada hanyalah tatapan kosong.

Naya bangkit lalu kembali berjalan tanpa arah.
Pikirannya melayang pada kejadian semalam.

Andai saja malam itu ia tidak datang menemui David, pasti semua ini tidak akan terjadi.

Andai saja semalam ia langsing pulang tanpa menghiraukan permintaan David, pasti saat ini Naya masih baik-buruk saja.

Naya tidak bisa mengembalikan apa yang sudah terjadi. Ia hanya bisa berharap kedepannya bisa melewati semuanya.

Sementara di lain tempat

David masih di club' itu. Masih di dalam kamar tanpa beranjak. Ia berusaha sekeras mungkin untuk bisa mengingat apa yang terjadi malam tadi.

Sudah berapa botol alkohol yang ia habiskan sampai mabuk seperti sekarang? Bahkan saat ini kepalanya masih terasa pusing.

"BODOH! BODOH! COWOK BODOH!" maki David pada dirinya sendiri.

"Arrrgghhhh!!!"

"Maaf, Nay! Maafin gue!"

Ya, David mulai mengingat potongan-potongan kejadian malam tadi. Ia mengingat Naya yang menangis meminta untuk berhenti.

David mengingat wajah Naya yang ketakutan melihatnya. Wajah Naya yang berteriak tidak ingin hal itu terjadi.

"BRENGSEK! DAVID BRENGSEK!" umpatnya lagi, kemudian menonjok tembok.

David berjalan keluar club. Ia ingin pulang dan beristirahat. David tidak tahu kedepannya akan seperti apa setelah kejadian malam tadi.

Jika Naya sampai hamil anaknya, ia tidak akan lepas tanggung jawab. David sangat-sangat bersedia menikahi Naya dan mengurus anak mereka bersama-sama.

David bersedia menikah saat itu juga jika Naya memang hamil. Ia akan merelakan masa mudanya, untuk bisa bersama Naya dan anak mereka.

Namun, bagaimana dengan Naya?

Akankah Naya memintanya untuk bertanggung jawab? Sedangkan David sendiri juga tahu, Naya sangat mencintai Alvin.

David tidak tahu, reaksi Alvin nanti akan seperti apa. Ia sangat yakin Alvin tidak akan bisa menerima semua ini. David juga yakin masalah ini pasti akan mempengaruhi hubungan persahabatannya dengan Alvin.

Tapi itu adalah resiko yang harus ia tanggung.

NAYANIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang