20❄🍦

851 127 15
                                    

20|| Canggung

Pulang ke rumah, Winter disambut hangat oleh cowok yang berusaha mati-matian dia hindari hari ini.

Dia Jaemin Augusta Hendrawan.

Iya, Jaemin saat ini tengah duduk sambil memainkan hp di depan rumahnya. Cowok itu sudah berganti pakaian santai, hanya mengenakan celana jeans selutut dan kaus bercorak cerah.

"Loh kok enggak masuk Jae, kan ada Jeha di dalem."

Taeyeon turun dari mobil dan mendekati anak itu. Pintu rumah enggak ke kunci tapi putra sahabatnya itu cuma duduk aja di teras. Dia jadi enggak enak sendiri.

"Enggak papa kok tante, aku baru aja dateng." balas Jaemin ramah, dia menyelipkan hpnya ke saku celana.

Taeyeon tersenyum. "Akhir-akhir ini kamu sering nginep di sini ya."

"Lagi pengen aja tan, kangen bunda. Kasihan ditinggal sendirian terus."

Jaemin bantuin Taeyeon bawa barang belanjaanya ke dalam. Tadi sehabis jemput Winter memang mereka sengaja mampir ke supermarket untuk membeli bahan masakan.

Jaemin melirik Winter sekilas, orang yang ditunggunya sejak tadi hanya berdiri di samping mamanya. Dia ingin membuktikan apakah Winter benar-benar menghindarinya.

Seharian ini Jaemin berusaha mencari Winter ke seluruh penjuru sekolah. Entah karena sekolah yang terlalu luas atau memang Winter yang pandai menghindar, mereka sama sekali belum bertatapan sejak kemarin setelah kejadian itu.

"Beruntung ya Yoona punya anak sebaik kamu." Taeyeon senyum manis sambil mengusap rambut Jaemin lembut.

Senyum Jaemin merekah.

Hm gatau aja gimana kelakuan si Jaemin:) hobi ngelanggar ucapan bundanya.

"Winter itu ditungguin Jaemin, kenapa malah bengong di situ."

Winter memainkan jari tangannya, dari tadi dia hanya menyaksikan dua orang itu berbicara tanpa mau menimpali.

"Winter mau ke atas dulu ma, ganti baju." pamitnya langsung ngacir ke atas.

Winter kesel karena melihat Jaemin sepertinya tidak mempedulikannya. Cowok itu sepertinya juga tidak peduli dengan kejadian kemaren sore.

Lalu seharian ini dia mati-matian menghindar seperti orang gila untuk apa?

Ah lagipula dia juga yang salah, kenapa juga harus mencium pipi orang sembarangan?

Pokoknya ini semua salah Jeha atau salahkan saja bibirnya okay? Jangan salahkan hatinya yang sejujurnya merasa senang campur malu.

"Dia dari tadi ngalamun mulu. Maafin ya Jaemin, Winter memang begitu anaknya." Taeyeon mempersilahkan Jaemin duduk dan memberinya segelas jus jeruk.

Dalam hati Taeyeon merasa Jaemin dan Winter sepertinya sedang tidak dalam situasi yang bagus. Apa karena kejadian kemaren saat putranya Jeha mengatakan kalau mereka berdua berciuman? Entahlah Taeyeon tidak melihatnya secara langsung, hanya saja dia merasa Winter terlalu banyak bengong seharian ini.

"Makasih tan."

"Oit si payah!" Jeha dateng dari kamar langsung jalan ke arah Jaemin.

Jaemin mendelik. "Payah?" tanyanya dengan tatapan tajam yang dibuat-buat."

Jeha mengangguk cepat. "Heem payah! Hu kata kak Winter kakak jago main futsal masa main basket noob banget! Apa namanya kalau nggak payah?" ejeknya.

Jaemin tersenyum kecil. "Biar adil gimana kalau kita tanding futsal?" tantangnya.

Dear Winter [End]Where stories live. Discover now