5❄🍦

971 140 6
                                    

5|| Hukuman

"Bapak kenapa sih benci banget sama kita?!" tanya Jaemin enggak habis pikir.

"Iya pak, perasaan kita enggak ada salah sama bapak!" Haechan menimpali.

"Betul yang dibilang Haechan pak!" Renjun ikut bersorak menyerukan pembelaan.

Iyalah dia ngebelain dua temennya.

"Heh diam kalian bertiga!! Siapa suruh kalian bicara hah?!" Yixing selaku guru BK SMA Mercusuar sedang naik darah karena tiga anak bandel di depannya.

"Ayo angkat tangan lebih tinggi!" suruhnya sambil mengacungkan sebuah garisan sepanjang satu meter.

Sekarang mereka ada di lapangan basket setelah barusan tertangkap basah merokok di rooftop.

Bukannya masuk kelas ngikuti pelajaran malah leha-leha di atas. Karena itulah pak Yixing membawa mereka ke sini untuk di hukum.

"Enggak bisa gini dong pak. Nanti kaos saya sobek bapak mau ganti?" protes Jaemin, capek dari tadi disuruh berdiri sambil angkat tangan.

Enggak tahu aja pak Yixing kalau ketek Jaemin udah mulai gatel.

"Udahlah pak, gara-gara bapak ngehukum kita kaya gini kita bertiga jadi enggak bisa ikut kelas." ucap Haechan sok kalem.

Pak Yixing tersenyum sinis, tumben banget nih anak satu mentingin pelajaran. "Halah halah kalian bertiga niatnya emang mau bolos toh! Enggak usah banyak protes, " ucapnya sambil memukul satu persatu kepala muridnya.

Jaemin, Haechan, dan Renjun hanya bisa menghaduh dan mencoba menghindar. Satu lagi, mereka hanya bisa mengumpat di dalam hati.

Pak Yixing cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan muridnya. Inilah kalau anak bandel enggak dididik dengan baik, sampai kelas 12 pun mereka kagak bakalan taubat. Yang ada malahan makin parah dan meresahkan.

"Kalian semalem minum-minum kan?"

Jaemin, Haechan, dan Renjun kompak menggeleng. Enggak ada aksi tatap tatapan sebelumnya buat berkompromi, karena hati mereka emang udah klop.

Klop kalau masalah bohong membohongi.

"Jangan bohong kalian," pak Yixing enggak percaya gitu aja.

Iya jelas dia bisa bedain mana yang habis mabuk-mabukan sama yang enggak. Secara mereka bertiga kan langganan soal kasus beginian.

Dilihat dari muka Renjun aja dia tahu kalau anak itu keliatan masih pengar. Senep, mirip rempeyek kegeprek.

Pak Yixing maju selangkah, dia sekarang berdiri di depan Renjun. "Saya masih bisa mencium aroma alkohol dari kamu Renjun."

Renjun mulai membaui keteknya sendiri. Masa iya, perasaan dia udah mandi plus-plus deh pakek sabun satu botol sama sampo dua renteng.

"Bapak kali yang mabuk."

Dear Winter [End]Where stories live. Discover now