BAGIAN 12/2

69 18 16
                                    

Kepada Stif Lor,

Aku ingin membereskan rasa yang tidak pernah hilang sedikitpun untukmu ini. Hati ini rasanya ingin lari dari dunia yang memuakkan, orang-orang yang memuakkan, dan terlebih lagi, diriku sendiri yang sangat memuakkan.

Aku tidak perduli dengan apa yang terjadi pada dunia, dan apa yang ingin dunia ketahui.

Aku hanya perduli pada satu hal, yaitu memastikanmu baik-baik saja dan tidak terluka.

Sayangnya, aku lah yang menjadi alasan terbesar mengapa kau terluka.

Oleh karena itu, aku ingin bertindak sesuai keinginganku sendiri untuk pertama kalinya di dunia ini.

Aku, bukanlah seseorang yang pantas untuk di kenang.

Akulah yang membuang dan meninggalkanmu dengan alasan demi kebaikanmu.

Dan kini aku menerima hukuman manisnya.

Aku telah belajar mengenal rasa sakit dan derita yang sebetulnya tidak perlu aku rasakan dan tidak perlu menahannya. Tetapi ujung-ujungnya aku bertahan sampai hari ini di suatu tempat yang awalnya aku pikir adalah tempat penuh cinta dan ketenangan.

Hari ini, aku ingin menghukum orang yang telah menyakitimu dan menunjukkan apa itu rasa sakit yang sebenarnya. Aku akan membuatnya menahan rasa sakit yang sama, seperti apa yang selama ini kita rasakan karenanya.

Kau tidak perlu khawatir dan salah paham kalau aku melakukan ini karena kau yang memaksa datang saat Yang Suk memanggilmu.

Dia membuatmu datang dengan memakai namaku kan? Kau datang karena tidak ingin dia melukaiku kan?

Karena itu aku merasa berterima kasih.

Rencana ini sudah aku siapkan jauh-jauh hari sejak Yang Suk mengacaukan hidupku. Sejak dia menyakitimu. Sejak dia memisahkan kita berdua.

Mengenai kesalah pahaman antara aku dan Atha,

Kami bertemu beberapa kali karena aku memintanya datang. Aku tidak tau harus menghubungi siapa selain Atha, karena tidak boleh menghubungimu. Aku sempat berpikir untuk mendatangi Jiyong Oppa tapi sepertinya dia tidak akan pernah mendengar apa yang sebenarnya aku rasakan.

Sekarang aku mengerti, mengapa kau bisa mencintainya. Atha adalah pendengar yang baik dan orang yang baik. Kini, yang tertinggal padaku hanyalah rasa egois yang ingin membuatku merasa nyaman dengan cara ini.

Aku minta maaf karena memberikan salam perpisahan melalui surat seperti ini. Aku harap, selanjutnya, hidupmu selalu baik-baik saja dan tidak ada lagi orang yang menyulitkanmu.

Aku mencintaimu, Stif...

Dari : Park Yuna

Tangan Andhara yang memegang kertas surat di depan makam Yuna itu sedikit bergetar. Ia melipat kembali surat yang di baru di dapatnya dari Atha dan menatap lurus. Ia tidak menangis. Bibirnya terkatup rapat. Pandangannya terpaku kepada satu titik. Tangannya terlihat mengepal dengan geram. Atha menghampiri Andhara tanpa berkata apa-apa dan berdiri di sebelahnya.

"Aku tidak percaya. Sulit rasanya untuk mempercayai bahwa ini bukanlah mimpi. Dalam sekejap mata, aku sudah kehilangan Yuna dan Phi Stif di dalam hidupku." Andhara bergumam dengan lemas. Atha tidak mengatakan apapun dan memeluk Andhara erat. Andhara tetap bergeming. Kemudian barulah air matanya mengalir.

Yuna ditemukan di kamar mandi apartemennya. Menurut keterangan polisi, apartemennya sangat rapih sehingga tidak meninggalkan kecurigaan apapun. Sementara itu Yuna melukai urat nadinya sendiri dengan silet sambil berbaring dan merendam dirinya di dalam bathub. Bathub dan lantai kamar mandi itu dipenuhi dengan air merah darah. Akhirnya mayat Yuna ditemukan saat seorang tugas kebersihan yang biasanya datang dan memiliki password apartemen itu, datang pada pagi harinya. Kondisi kamar mandi saat itu dikatakan cukup parah. Kaca yang menempel di dinding pecah berantakan seperti habis di benturkan dengan benda yang keras. Entah apakah karena ia berniat melukai diri dengan serpihan cermin itu, atau terlanjur putus asa sehingga mengambil silet. Tetapi sepertinya pikirannya saat itu sangat rumit. Setidaknya, gadis itu berhasil membalaskan dendamnya pada Yang Suk.

What Kind Of Person [UP POOMPAT] ✅Where stories live. Discover now