BAGIAN 1/1

1.5K 92 37
                                    

Di satu ruangan, suara music berbunyi keras, berdentuman hingga memenuhi seluruh sudut ruangan. Seorang laki-laki dengan tinggi 180cm, bergerak kesana kemari mengikuti alunan music seolah ada tali pengatur di antara kaki dan tangannya. Cuaca hari itu cukup panas. Kaos putih yang dipakainya tampak basah kuyup sampai tidak ada satu sisipun yang terlihat kering.

Atha sedang menyiapkan segalanya untuk persiapan konser bertajuk 'A Triliun Boys ' yang akan diselenggarakan sebulan lagi. Itu alasannya dia tidak perduli seberapa banyak keringat yang keluar dari badannya, dia akan terus berlatih menari agar tidak mengecewakan para penggemarnya terhadap konser yang sedang dinanti-nanti ini.

Sesekali dia berhenti. Mengatur nafasnya yang terasa kacau, dan detak jantungnya terus berdebar dengan keras seperti menghujam. Atha akhirnya memilih untuk jatuh terduduk di lantai sambil memejamkan mata beberapa detik. Dia sepertinya sudah sangat kelelahan. Ditambah, dia belum sarapan apapun sejak datang ke ruang latihan. Hanya minum air hangat hingga meninggalkan botol kosong di atas kursi.

'Ting' 'Ting' 'Ting'

Sudah dua hari berlalu sejak ulang tahunnya, tetapi orang-orang masih saja memberinya ucapan selamat ulang tahun dimana-mana. Bahkan foto-fotonya masih terpasang di banner sepanjang jalan, di billboard, sampai di gedung-gedung mall. Hadiah dari para fans dan para commercial juga terus berdatangan hingga memenuhi kondo nya. Sayangnya perayaan-perayaan ulang tahun yang setiap tahun dia lewati setelah debut tidak pernah terasa menyenangkan dan membuat dadanya terasa sesak.

Dia sudah berkali-kali merayakan ulang tahun 'palsu', seperti yang di atur oleh Pak Sama-pemilik Agensi yang menaunginya- akan tetapi tetap saja hal itu tidak juga membuatnya terbiasa pada hal palsu satu ini. Atha harus terlihat sangat berbahagia ketika banyak acara berdatangan untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 24 Tahun, dan didalam hatinya dia tidak merasa sebahagia itu atas semuanya.

Jam kemudian berdenting, menunjukkan pukul 12 siang. Atha menghela nafas berat begitu panjang. Dibelakang, pintu ruangan sedikit berbunyi saat seseorang membukanya. Atha hanya melirik dari pantulan cermin raksasa yang tertempel di dinding untuk melihat siapa yang datang.

"Aw, kau sudah disini dari jam berapa, Nong Atha?"

Kao menaruh tas dan sebotol air di atas kursi, bersebelahan dengan tas Atha. Dia lantas mendekati Atha dan mengambil duduk di sebelahnya.

"Nong pantatmu!" sahut Atha dengan raut cemberut. "Aku bahkan sudah disini dari sebelum penjual makanan menjajakan dagangannya."

Kao memasang wajah meledek, "Wah... Kedengerannya kau orang paling bersemangat disini."

"Konser sudah didepan mata, dan aku harus bisa menguasai semua choreo seperti harapan para penggemar. Orang yang tidak bisa melakukan apa-apa selain ber-akting sepertiku, harus bekerja lebih keras lagi untuk menguasai semuanya, ya kan?" Ujar Atha.

"Kau menyindirku juga?"

"Tepatnya begitu."

Kao memasang wajah datar sembari melirik Atha dengan ujung matanya. Kebetulan dia juga ikut terlibat dalam konser 'A Triliun Boys' dan mendapat tuntutan yang sama seperti Atha. Bukan hanya dia dan Atha, tapi masih ada beberapa lagi dan mereka belum datang untuk berlatih.

"Kau tidak lupa kan? Sore nanti kita harus datang ke acara milik Phi Sing," ucap Kao.

"Iyakah? Aku hampir lupa jika saja kau tidak mengingatkan. Terima kasih, bro."

"Makanya, segala hal jangan terlalu di masukkan kedalam otak. Biarkan dia ber-istirahat sebentar. Toh, kau sudah berlatih sejak pengumuman konser. Apa lima bulan tidak cukup untukmu berlatih?"

What Kind Of Person [UP POOMPAT] ✅Where stories live. Discover now