BAGIAN 8/2

97 20 9
                                    

Atha yang baru keluar dari toilet setelah mencuci tangannya, tanpa sengaja menghentikan langkah ketika seseorang menghadang jalannya secara tiba-tiba.

"Siapa...?" Atha bertanya dengan nada hati-hati. Begitu orang yang memakai hoodie hitam itu menurunkan maskernya, Atha langsung bisa mengenali siapa gadis di depannya ini.

"Kau melihat Stif?" tanya Yuna yang aksen bicaranya masih kental dengan bahasa Korea.

Melihat sikap Yuna yang sangat to the point, Atha tidak jadi berniat untuk basa-basi. "Cari saja sendiri." Jawab Atha yang enggan menatap wajah Yuna.

"Kalau aku bisa menemukannya, aku tidak akan bertanya padamu." Balas Yuna tidak mau kalah.

"Karena itu, aku menyuruhmu mencari sendiri."

Menyebalkan! Maki Yuna dalam hati. Merasa percuma saja berdebat dengan Atha, Yuna memilih untuk membalikkan badan dan melanjutkan niatnya menemui Stif. Namun rupanya tidak semudah itu Atha membiarkan Yuna masih menemui pacarnya. Karena kami sudah 'melakukannya' jadi aku akan bersombong bahwa sekarang ia adalah kekasihku!

Saat Atha menangkap lengan kiri Yuna untuk mencegahnya pergi, ia agak terkejut karena Yuna langsung memekik. Ia merintih kesakitan sambil memegang lengan kirinya. Atha juga terkejut bukan main. Ia sampai berpikir apakah tenaganya sekuat itu sampai mampu meremukkan tulang seorang wanita dalam sekali sentuh? Tapi menyadari ada yang salah dengan wajah Yuna pun, Atha tanpa permisi menyentuh dagu Yuna dan mengangkat wajah gadis itu.

Betapa shocknya Atha melihat sekitaran leher Yuna penuh dengan lebam. Ujung bibir gadis itu juga samar-samar terlihat membiru tapi Yuna menutupinya dengan foundation agar tidak terlihat. Yuna langsung menepis tangan Atha dengan kasar.

"Kau apa-apaan sih!" bentak Yuna.

Atha tidak bergeming, "Apakah lenganmu terluka?" ia bertanya dengan sangat khawatir.

"Tidak perlu merasa kasihan! Aku tidak membutuhkan hal itu darimu! Lebih baik kau beritahu aku dimana Stif."

Atha tidak mengerti. Apa sih yang gadis ini pikirkan sampai masih sempat mencari mantan pacarnya disaat kondisinya sedang mengkhawatirkan seperti ini?

"Aku tidak akan membiarkanmu menemui Stif lagi. Hidupnya juga tidak baik-baik saja, apakah kau tidak pernah memikirkan hal itu?" Atha berkata dengan tegas. "Kalau kau mau bicara, bicara denganku dahulu. Agar aku bisa menyaring apakah itu pantas atau tidak untuk di dengar oleh Stif."

Kedua bibir Yuna terkatup rapat. Pupil matanya bergetar mencoba untuk menahan tangis. Ia juga tidak berpikir apa-apa ketika pergi dari rumah, ia hanya memanfaatkan kepergian Yang Suk yang sedang mendapatkan perjalanan bisnis ke Korea selama seminggu, untuk bertemu dengan Stif. Tetapi ia sepertinya lupa, kini ia dan Stif bukan lagi seperti orang yang mudah bertemu kapanpun dan dimanapun ia mau. Stif sudah memiliki banyak orang yang menjaganya dari orang seperti Yuna. Yuna merasa, ia hanya salah satu penggemar yang kesulitan menemui idolnya.

"Kalau begitu... biarkan aku meminjam ponselmu. Aku butuh memesan taksi untuk pulang," Yuna berucap pelan. Atha tidak berfikir panjang segera mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya pada Yuna.

Yuna memasukkan sebuah nomor, kemudian menelfonnya. Terdengarlah dering pelan dari saku Yuna dan Yuna langsung memutuskan sambungan. Ia mengembalikan ponsel Atha.

"Ini nomorku. Tolong langsung menjawabnya jika aku menghubungimu,"

Sorot mata Yuna melemah, ia tidak ada tenaga lagi untuk melawan siapapun sekarang. Atha jadi merasa iba melihatnya. Atha tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan Yuna. Selama yang ia dengar dari Stif, sepertinya gadis ini sudah memilih jalan yang salah demi menyelamatkan kekasihnya. Yang awalnya ia pikir Yuna lah yang sudah bersalah karena mencampakkan Stif begitu saja, berubah menjadi rasa khawatir dan kasihan karena Yuna melakukan itu dengan suatu pengorbanan untuk Stif.

What Kind Of Person [UP POOMPAT] ✅Where stories live. Discover now