Chapter 37

33.5K 6.3K 205
                                    

Happy Reading💕

***

"Peluk gue sebentar, Rayn."

Suaranya yang terdengar rapuh untuk pertama kali terdengar, sama sekali tidak bisa Rayna tolak. Akhirnya ia diam dan membiarkan kepala cowok itu bersandar si bahunya.

Rayna tidak sadar, semua ketakutannya lenyap begitu saja. Walaupun jantungnya masih berpacu cepat, namun rasa detaknya berbeda dengan sebelumnya.

Rayna yang bertubuh kaku mencoba untuk membalas pelukannya, namun saat ia menepuk punggung cowok itu, Danies langsung meringis pelan.

Rayna panik dan menurunkan tangannya kembali, "Ah! Sorry! Punggung lo kenapa?"

Danies diam tak menjawab seolah tengah menikmati kenyamanan dalam pelukan itu.

Rayna terbelalak setelah menyadari bahwa punggung cowok itu lebih banyak darah, "Danies.. punggung lo.."

"Gak pa-pa."

"Gak boleh di biarin, Danies! Punggung lo banyak darah! Lo luka?!" Rayna mencoba melepaskan pelukannya, namun cowok itu melilitnya.

Rayna merasa ada yang tidak beres. Danies berkata bahwa itu darahnya, namun jika sebanyak ini ia yakin lukanya sangat parah.

"Danies! Lo harus obatin lukanya!" Rayna berkata lugas dan cemas.

"Lo yang obatin."

"Iya, iya!"

Dengan enggan Danies melepaskan pelukannya.

"Lo kenap--LO MAU APA?!" teriak panik Rayna saat melihat Danies membuka baju. Ia langsung menutup matanya.

Danies menghentikan gerakannya. Melihatnya menutup mata, ia mengangkat sebelah alis, "Mau buka baju. Kalo gak di buka, mau di obatin gimana?"

Rayna mengerjap beberapa kali dan berpikir. Lalu ia menggaruk tengkuknya, "Oh, iya ya?"

Danies tersenyum kecil dan langsung membuka kaus merah itu.

Rayna yang belum siap langsung di suguhi pemandangan mengerikan. Ya, mengerikan. Jika tidak ada banyak luka di sana, Rayna pasti sudah mengeluarkan air liur karena melihat tubuh kekar dan berotot, namun tidak dengan ini. Tubuh itu di penuhi luka yang belum kering, darah bercucuran, bahkan ada luka sayatan yang terbuka menampilkan sedikit daging. Luka itu seperti cambukan, pukulan, dan sayatan sudah pasti.

Rayna merasa ngeri dan merinding, "Danies.. Lo.."

"Sorry, karena lo harus liat ini. Lo sendiri yang bilang harus di obatin." Danies berkata santai.

Rayna menelan ludah. Ia menghela nafas dalam-dalam dan berkata, "Lo harus bersihin dulu, nanti gue obatin. Gue mau cari dulu barang-barangnya."

Denise mengangguk dan berjalan ke kamar mandi. Namun tiba-tiba mencekal tangan Rayna dan membawanya, "Temenin gue."

Rayna melotot dan menampar tangannya, "Ah! Onta Arab! Bersihin sendiri!"

Danies tersenyum main-main. Sebelum melepaskan tangannya, ia mencium punggung tangan gadis itu, "Oke."

Rayna tercengang. Setelah bereaksi, Danies sudah masuk ke kamar mandi. Rayna tersipu, "Danies koplok!"

***

"Gue gak tau lo jelmaan Spiderman atau kera atau monyet, bisa-bisanya lo naik ke apartemen ini yang tingginya lumayan," kata Rayna seraya mengoleskan obat pada punggungnya.

"Gue lewat apartemen sebelah."

"Oh, syukur deh. Gue jadi gak ragu lagi lo spesies apa."

Danies akan menoleh, namun Rayna mencegahnya, "Jangan! Jangan noleh!"

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now