Chapter 32

32.5K 5.5K 73
                                    

Happy Reading♥️

***

Rayna merasa dirinya terlalu impulsif saat di UKS hari itu. Dia selalu merasa tidak nyaman jika mengingatnya lagi.

Rayna tidak tahu bagaimana reaksi mereka setelah dirinya mengatakan hal itu, karena ia langsung menarik Emira dan berlari keluar UKS. Bukannya ke kelas, Rayna menarik Emira ke gerbang. Setelah mengatakan alasan bahwa ia sakit kepada seorang guru, mereka langsung pulang menaiki taksi. Emira hanya menurut saja saat itu, karena dia tahu bahwa kakaknya tengah di liputi emosi.

Tanpa di duga saat pulang ke rumahnya, semua keluarganya hadir. Tidak ada yang bertanya kenapa dia pulang seolah kedatangannya di harapkan. Emira sendiri merasa heran.

Anehnya sikap mereka agak berbeda. Ekspresi keluarganya rumit, mereka seakan tengah dalam suasana hati yang sama dengannya.

Tepat menjelang siang, tiba-tiba saja keluarganya menyuruhnya untuk bersiap-siap. Rayna yang menduga akan berjalan-jalan hanya patuh. Ekspresi mereka masih sama, bahkan Emira menatapnya berbeda. Tanpa di sangka, dirinya di bawa ke rumah sakit.

Rayna tidak mengerti dan panik. Tapi Alisa hanya mengatakan bahwa dirinya harus memeriksa kesehatan.

Rayna yang tidak pernah ke rumah sakit, tidak mengerti apa yang dokter dan suster lakukan padanya. Ia hanya dengan patuh meminum obat jika di suruh. Terkadang dia tidur, lalu sekian lama bangun dengan keadaan linglung dan sakit kepala yang parah.

Rayna merasa ada yang tidak beres. Jika ia meminta penjelasan, keluarganya akan mengelak atau beralibi. Emira pun jarang datang seolah menghindarinya.

Ia juga seperti boneka yang di kotak-katik oleh dokter dan suster di rumah sakit itu.

Selama itu juga, Rayna tentu saja tidak sekolah. Dan sudah empat hari berlalu semenjak ia masuk ke rumah sakit.

Rayna menjadi rindu dengan Arsa, ia juga menyesal akan ucapannya hari itu. Rayna rindu mereka semua. Walaupun ada ponsel, suster membatasinya dengan alasan bahwa itu akan mempengaruhi pengobatannya.

Pengobatan apa? Hei, Rayna merasa sangat sehat. Kenapa saat ini ia merasa seperti orang sakit-sakitan?

Tiba-tiba terlintas sebuah rencana di benaknya. Apakah ia kabur saja dari rumah sakit?

Apalagi keluarganya yang tidak selalu hadir setiap waktu menjadi kesempatan terbesarnya.

Setelah menguatkan tekadnya, Rayna langsung menyusun rencana di malam ke lima di sana. Keluarganya menjaganya bergantian setiap malam, kebetulan malam ini kakaknya keduanya yang menjaga. Alveno sangat sulit di bangunkan jika sudah tertidur, jadi Rayna merasa semakin mudah. Ia berencana kabur pada pagi hari saat satu jam sebelum matahari muncul.

Sesuai harapannya, pada pagi itu Rayna berhasil kabur. Kemana? Tentu saja pulang ke rumah terlebih dahulu untuk memakai seragam, karena tempat tujuan utamanya adalah sekolah.

Rayna merasa sangat segar setelah sekian lama di kurung di tempat penuh dengan bau disinfektan itu

Rayna kabur menaiki angkutan umum. Walaupun kesannya 'kabur', tapi ia tidak malu-maluin dengan memakai baju pasien, tentu saja ia sudah mengganti baju dengan baju yang Alisa bawa ke rumah sakit.

Dengan selamat sentosa Rayna selamat sampai ke rumahnya. Walaupun tidak terlalu tau daerah dan jalannya, tapi angkutan yang ia taiki memiliki jurusan sampai ke tempat familier.

Rayna pulang ke rumah di saat semua orang sudah pergi menjalani aktivitasnya. Termasuk Alice yang pergi ke rumah sakit untuk mengantarkan makanan dan mengunjunginya bergantian.

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now