Chapter 33

33.3K 6K 590
                                    

Happy Reading♥️

***

Rayna berjalan lesu menuju kantin. Mungkin karena gabut, ia melalui jalan pintas alias keliling sekolah untuk sampai ke tempat makan-makan itu.

Namun tiba-tiba kerahnya di tarik ke belakang, "Eh, eh!"

Saat mengerjap, tau-tau ia sudah ada di kelas kosong asing.

"Siapa yang bilang cewek ini pindah?!"

Suara geram itu membuat Rayna menoleh ke belakang dan ia terbelalak terkejut melihat Felisya dengan kedua temannya menatapnya berbeda-beda.

"Katanya sih dia benar-benar pindah. Gue denger dari gurunya langsung," ucap Caludia dengan ekspresi rumit menatap Rayna.

"Tapi kenapa dia masih berkeliaran di sini?!" kesal Felisya.

Claudia hanya mengangkat bahu acuh. Ia sudah terbiasa dengan sikap sahabatnya yang seperti kembang api, meledak kapan saja.

Felisya mendekat dan mempersempit jarak dengan Rayna dengan ekspresi antagonisnya, "Lo kenapa gak jadi pindah, Sialan?!"

Rayna tidak bisa setakut ini. Ia harus melawan. Jadi ia hanya mengangkat bahu, "Mana gue tahu. Gue juga baru tau ada yang bilang gue pindah, padahal gue cuma sakit beberapa hari."

Jawaban santainya membuat Felisha semakin geram. Ia tidak bisa melihat korbannya sesantai ini. Harus ada rasa takut dan gemetar saat menatapnya!

Felisya sudah mengangkat tangan berniat menampar. Tanpa di duga, Rayna refleks mencegah pergelangan tangannya dan bertanya polos, "Lo mau apa?"

"ANJING!" umpat Felisya dengan murka. Ia menepis kasar tangan Rayna dan mendorongnya, "Berani-beraninya lo nyegah tamparan gue!"

Rayna yang merasa tubuhnya masih lemah langsung terdorong ke belakang beberapa langkah.

Claudia dan Sella sepertinya akan bergerak maju, entah untuk siapa. Tapi akhirnya tidak jadi dan hanya menonton dengan ekspresi tidak di mengerti.

Rayna melihat sekeliling, ruangan ini terlalu banyak debu. Ia menduga kelas ini sudah tidak terpakai. Melihat keluar jendela dan pintu, terlalu jarang ada yang lewat.

Rayna mengangkat kepala menatap Felisha tanpa ekspresi apapun di wajahnya, "Lo siapa? Punya hak apa lo nampar gue?"

Mereka bertiga tidak menduga Rayna akan melawan. Apalagi perubahan ekspresinya yang terlalu cepat. Claudia dan Sella tidak bisa diam lagi, mereka tahu dan terlalu familier dengan Felisya. Setelah keadaan ini, mereka yakin resiko apa yang Rayna tanggung.

Melihat ekspresi Felisya yang sudah berubah sangat menyeramkan, keduanya berniat maju untuk mencegah.

Brug!

Namun gerakannya berhenti dan terkejut melihat Rayna sudah ambruk di lantai. Tapi hanya terduduk memegang kepalanya kesakitan.

Felisya tersenyum miring. Ia mendekatinya perlahan.

"Fel.." Suara penuh peringatan Claudia tidak Felisya hiraukan.

"Felisya sebaiknya kita pergi aja, deh," saran Sella.

Seakan tuli, Felisya berjongkok di depan Rayna yang terlihat sangat kesakitan. Ia mengangkat dagu Rayna.

"Fel--"

"DIAM!" bentak Felisha menatap kedua sahabatnya dengan tidak sabar dan ekspresi marah

Claudia dan Sella tersentak kaget dan langsung terdiam.

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now