Chapter 10

66.2K 10K 258
                                    

Happy Reading💜

°°°

"Ah, Shit! Kenapa gue baru inget!" pekik Rayna bangun dari rebahannya.

Dia baru saja merebahkan badan di atas kasur empuknya. Seragam masih melekat di tubuhnya. Sepatu masih terpasang di kedua kakinya. Rayna langsung mengingat sesuatu merutuki dirinya sendiri.

"Cowok itu.." gumam Rayna. Lalu menepuk keningnya, "Mana gue genit lagi."

Rayna mengigit bibirnya cemas seraya merutuki dirinya sendiri mengingat sikapnya kepada si ketua osis yang di temuinya sebelum pulang sekolah.

Sagara Angga Grayson.

Protagonis atau pemeran utama pria ketiga. Dia memang seorang ketos. Dengan wajah ramahnya dan senyumannya yang manis, membuat cewek manapun berdebar saat melihatnya.

Tapi, tidak ada yang tahu bagaimana isi pikirannya. Ya, dia bermuka dua. Di balik wajah ramahnya, ada wajah dingin yang selalu ia sembunyikan.

Saga berada di kelas yang sama dengan Emira. Hebatnya, walaupun dia masih kelas X, dia bisa terpilih menjadi ketua osis dan bahkan membimbing anggotanya yang bahkan lebih tua darinya atau kakak kelas.

Namun, dalam kepemimpinannya, dan urusan osis, dia memang sangat bertanggung jawab dan dapat di acungi jempol.

Sebab Saga dan Emira dekat, jangan di tanyakan lagi. Mereka satu kelas membuat keduanya cenderung sering bertemu bahkan tiap hari. Selain itu, Emira merupakan seorang sekretaris dan selalu bersama dengan Saga jika kemana-mana. Dalam kecerdasan keduanya sangat cocok dan satu pemikiran.

Semakin lama, Saga semakin nyaman. Senyuman kepura-puraanya terhadap Emira menjadi tulus. Dan keduanya semakin dekat.

"Eh, bentar." Rayna berfikir keras. Lalu senyumnya mengembang, "Tadi mereka barengan! Berarti.."

Rayna langsung menjatuhkan badannya kembali ke kasur dengan posisi telungkup. Ia menjerit dengan suara teredam, "Huaaaa.. mereka udah kenal. Dan pasti si saga udah nyaman! Alurnya gak berubah, hahahaaa.."

Kepanikan dan kecemasan Rayna menghiang. Layaknya orang gila, Rayna menjerit-jerit kesenangan. Setelah kewarasannya kembali, Rayna beranjak dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi dengan bersenandung.

"Senangnya dalam hati, tetetew.. alurnya tidak berganti, kikikiw.."

***

"Baang Al, lagi ngapaaaiiin," teriak Rayna riang saat melihat Alveno di ruang tamu.

Alveno terlihat memakai T-Shirt merah dengan celana rumahan selutut. Kakinya di tekuk satu dan satunya lagi menjuntai ke bawah.

Alveno tidak menyahut ucapannya. Ia tengah fokus bermain game di ponselnya. Bahkan mungkin, Alveno tidak mendengar suara Rayna.

Rayna cemberut karena merasa di abaikan. Ia duduk di sampingnya. Lalu menggeser mendekat menjulurkan kepalanya untuk melihat layar ponsel Alveno, "Main ape, tuh?"

Alveno meliriknya sekilas. Merasa terganggu, ia menjawab ketus, "Paan, sih. Berisik! Pergi sono."

Bukannya pergi, Rayna semakin mendekat dengan badan menggeser-geser Alveno dengan wajah menyebalkan, "Gue pengen maen, dong.."

Alveno menurunkan ponselnya. Menatap Rayna dongkol, "Apaan, hah?"

Rayna yang di perhatikan, tersenyum malu-malu, "Gak ada, sih. Gue pengen ganggu lo aja."

Alveno berdecak. Ia mendorong Rayna untuk menjauh seraya melambaikan tangannya isyarat mengusir, "Hush! Pergi, pergi."

"Gak mauuu.." Rayna mendekat lagi. Lalu bersandar di bahunya, "Gak suka Gelaayyy."

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum