Chapter 35

34.9K 6.2K 406
                                    

Tandai typo.

___

Happy Reading♥️

***


Di sebuah rumah besar, di dalamnya tengah di adakan jamuan makan malam yang cukup ramai. Semua kerabat tengah berkumpul. Anak-anak kecil saling tertawa dan bermain, terkadang berlarian di sekitar rumah besar itu.

Di sebuah meja makan, semua jenis makanan enak yang menggiurkan tersajikan di hadapan semua orang di sana yang sudah duduk di kursinya masing-masing.

Langkah kaki seseorang membuat semua orang di sana yang awalnya mengobrol dan bercanda tawa langsung diam. Ruangan menjadi hening.

Seorang pria berbadan tegap dengan wajah tegas dan agak galak melangkah mendekat dan duduk di bangku paling utama. Aura kepemimpinan terpencar dari pria itu. Tanpa sadar semua orang menegakkan punggung mereka dan menatap sopan pria itu.

"Selamat malam, semuanya. Aku mengadakan perjamuan makan pribadi ini untuk merayakan keberhasilanku bekerjasama dengan perusahaan luar negeri yang merupakan bisnis terbesar. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkumpul. Sekarang kita bisa memulai makan malamnya."

Suara berat dewasa pria itu bergema di seluruh ruangan. Keheningan membuat suaranya begitu jelas. Wajahnya yang tanpa ekspresi memandang semua orang seolah memandang benda mati. Tanpa perasaan dan emosi.

Di antara semua orang itu, ada seorang lelaki remaja yang sama-sama tanpa ekspresi. Seolah dia adalah orang kedua dari pria dominan tadi pada versi remajanya.

Di samping lelaki itu, ada seorang gadis cantik dengan riasan sedikit tebal. Gadis itu melirik pemuda di sampingnya dengan malu-malu beberapa kali.

Di tengah kesibukan orang yang kesenangan makan, lelaki remaja itu melirik gadis di sampingnya dan menangkap pandangan gadis itu yang tengan menatapnya. Ekspresi wajahnya tidak berubah, namun ia sedikit mendekatkan kursinya menjadi lebih dekat membuat gadis itu sedikit terkejut dan memerah.

Pemuda itu sedikit mencondongkan tubuhnya lebih dekat membuat gadis itu kaku dengan jantung yang semakin berdebar. Lalu gadis itu mendengar suaranya yang rendah dan dingin, "Datang ke taman belakang rumah setelah perjamuan selesai. Gue tunggu."

Gadis itu terkejut dengan ekspresi bahagia. Senyumnya mengembang dan mengangguk malu-malu.

Cowok itu tersenyum tipis membuat gadis itu semakin memerah. Namun setelah gadis itu mengalihkan pandangan, kilatan dingin dan kesuraman melintas di matanya.

***

Seorang gadis berjalan di keheningan malam dengan tubuh bergidik karena kedinginan. Gaun tanpa lengannya membuatnya semakin kedinginan.

Gadis itu mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang telah menyuruhnya ke tempat itu.

Dengan hati yang berdebar dan senyum yang tak luntur, ia menunggu dengan sabar. Ia sangat jarang bertemu dengan dia, jika hanya di sekolahpun ia hanya bisa melihatnya dari jauh. Saat pertemuan keluarga pun, dia selalu acuh tak acuh padanya.

Ia sangat mencintainya begitu lama, namun baru kali ini cowok itu berinisiatif berbicara dengannya, apalagi mengajaknya untuk bertemu di sini. Ia sangat senang.

Di sekitar sangat hening tanpa seorang pun, namun samar-samar suara ramai terdengar dari dalam rumah besar itu pertanda acara belum selesai.

Setelah 15 menit, orang yang di tunggu-tunggu belum datang juga, namun gadis itu tidak lelah berdiri karena suasana hatinya yang baik. Ada sebuah pohon hias yang agak besar di dekat gadis itu, walaupun agak merinding, ia duduk menunggu di bawahnya yang terdapat kursi panjang.

Rayna Transmigrasi ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang