🍁EPILOG🍁

110 13 2
                                    

- F

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- F.A.L.L -


🍁

Seung Gi dan Ji Eun terduduk sambil menikmati langit senja di akhir musim gugur. Ji Eun yang bersandar pada bahu Seung Gi nampak tersenyum, “Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika kau tidak mengingatku.”

“Wanita aneh itu berkata padaku, apa pun yang terjadi aku harus mengingatmu. Dengan begitu kau tidak akan berjuang sendirian.” Seung Gi mengelus lembut kepala Ji Eun yang masih bersandar padanya.

“Sebenarnya sejak kapan kau mengingatku? Saat kita bertemu di depan tempat karaoke, rasanya kau belum mengingatku.”

“Jadi itu sebabnya saat itu kau memasang ekspresi seperti itu?”

Ji Eun mengerutkan kening dan menarik kepalanya dari bahu Seung Gi, “Seperti apa?”

“Seperti kau baru saja jatuh dan terhempas dari harapan yang tinggi? Saat itu aku hampir saja lupa dan memelukmu.” ungkap Seung Gi sambil menerawang jauh seolah tengah mengingat hari itu dengan senyum yang melengkung tinggi.

“Apa? Jadi saat itu kau sudah tahu?”

Seung Gi mengambil posisi duduk tegak dan meraih tangan Ji Eun untuk ia genggam, “Wanita itu bilang aku harus mengikuti alurmu agar tragedi yang sama tidak terulang. Singkatnya, tugasku hanya untuk mengingatmu.”

“Lalu kenapa sekarang kau mengatakannya padaku? Bahwa kau sudah tahu.” Ji Eun nampaknya masih bersemangat untuk tahu dari sisi Seung Gi. Ia bertanya dengan sepasang mata yang berbinar.

Seung Gi terdiam sebentar, mengambil waktu untuk berpikir sebelum akhirnya ia menghela napas dan tersenyum, “Karena di kisaran waktu inilah kita memang seharusnya bertemu. Lagipula kau menangis seperti itu, aku tidak punya pilihan lain selain memelukmu.” ujarnya yang sukses membuat Ji Eun tersipu, “Tapi sebenarnya siapa wanita itu?” tanyanya kemudian.

Ji Eun menggeleng, “Aku juga tidak tahu. Siapa pun dia, aku benar-benar bersyukur dia datang.” ungkapnya sembari mempererat genggamannya pada jemari Seung Gi dan kembali melihat ke arah bentangan langit jingga ditemani embusan angin musim gugur.

Dari kejauhan, Daniel dan Seung Hee nampak memerhatikan Seung Gi dan Ji Eun. Daniel nampak tersenyum sementara sejak tadi sebenarnya Seung Hee tengah menatapnya diam-diam.

“Berhenti menatapku seperti itu, lama-lama kau akan melubangi wajahku.”

Seung Hee kikuk seperti baru saja tertangkap basah. Daniel tiba-tiba memotong jarak antara wajahnya dan wajah Seung Hee, begitu dekat hingga Seung Hee refleks menahan napas, ditatapnya wajah gadis itu lekat, “Kau menyukaiku?” tanyanya dengan senyum usil sementara Seung Hee merasa kedua pipinya memanas, mungkin kini kedua pipinya sudah merona. Sementara Daniel hanya memberikan senyum lebar masih dengan jarak wajah dan tatapan jahil yang sama.

F.A.L.L

END

🍁🍁🍁

Buat yang penasaran apakah kemampuan Ji Eun akhirnya kembali, jawabannya tidak. Saat Ji Eun pergi dan memutar waktu, kekuatannya hilang seolah dia terlahir kembali. Begitu juga dengan kemampuan melihat arwah yang dimiliki Seung Gi. Mereka berdua kini hanya manusia biasa yang menjalani hari-hari mereka dengan normal, bersama.

Apakah kemampuan mereka nantinya bisa tiba-tiba kembali? Entahlah~

Terima kasih buat yang udah baca “F.A.L.L” dari awal sampai tamat. Cerita ini adalah genre fantasi pertama yang aku tulis, jadi aku minta maaf kalo masih banyak banget lubang di ceritanya, apalagi awal mula aku nulis “F.A.L.L” ini bener-bener random dan sama sekali gak ada pikiran bakal jadi fanfiksi dengan banyak chapter begini wkwk

Sekali lagi, terima kasih banyak dan sampai jumpa di karyaku selanjutnya!

Nyehehe

Ppyung♥

FALLWhere stories live. Discover now