🍁CHAPTER 18🍁

174 20 2
                                    

Ketujuh belas: Bagaimana warna itu memenuhi diriku

- Sebuah warna yang hidup dan mati -

🍁

Ji Eun berdiri di depan cermin panjang. Memandangi pantulan dirinya yang sudah mengenakan seragam itu selama beberapa saat sebelum ingatannya kembali pada malam itu. Malam ketika ia berhambur ke dalam pelukan Seung Gi untuk menerima perasaan laki-laki itu dan juga ketika Seung Gi memberikan satu ciuman lembut pada dahinya.

Seperti tertarik sesuatu, kedua ujung bibir Ji Eun meninggi. Ia tersenyum sementara kedua pipinya nampak bersemu. Ji Eun yang malu refleks menyentuh dahinya dan senyumnya justru menjadi kian lebar. Senyum yang belum pernah terkembang selebar itu sejak kematian Daniel.

Dengan satu tarikan napas, Ji Eun berbisik pada cermin seolah ada Daniel disana, “Kali ini saja. Tidak apa-apa kan, Niel?” tanyanya dengan nada penuh pengharapan. Ia lantas mengalihkan pandangannya pada layar ponsel yang menyala.

Pesan masuk dari Seung Gi.

Mendapat balasan itu, Ji Eun segera berlari ke arah pintu depan untuk memastikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mendapat balasan itu, Ji Eun segera berlari ke arah pintu depan untuk memastikan. Ia mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum membuka pintu dan mendapati Seung Gi benar-benar tengah berdiri disana dengan gayanya yang khas.

Satu tangan laki-laki itu nampak bersembunyi dibalik saku jaket sementara satu tangannya lagi tengah memegang ponsel. Melihat pintu yang terbuka, Seung Gi menghadiahi Ji Eun dengan senyum secerah langit pagi itu.

“Kenapa pagi-pagi sudah ada disini?” Ji Eun berusaha menyembunyikan perasaan aneh yang sejak tadi membuat jantungnya berdebar. Ia sendiri tidak tahu apakah sejak awal jantungnya memang sudah terasa seperti itu setiap melihat Seung Gi?

Seung Gi mengeluarkan tangannya dari balik saku jaket, “Supaya kita bisa lebih santai saat berangkat sekolah. Lebih santai dan lebih lama.” ujarnya masih dengan senyum yang sama.

Karena tidak bisa menolak permintaan yang dibuat Seung Gi dengan sepasang mata berbinar itu, akhirnya kini mereka berdua tengah duduk bersebelahan menunggu bus datang. Tentu saja mereka tidak hanya berdua disana, ada beberapa orang lainnya dan juga siswa dari sekolah mereka.

Baru saja Seung Gi hendak menangkap satu tangan Ji Eun, bus yang mereka tunggu tiba dan akhirnya menggagalkan usaha pertama Seung Gi yang ingin sekali menggenggam tangan mungil gadis itu. Keduanya lantas duduk di kursi untuk dua orang, dikelilingi oleh beberapa siswa yang berasal dari sekolah yang sama dengan mereka.

Ji Eun melihat ke arah luar jendela, sementara Seung Gi terus melihat ke arahnya. Membuat gadis itu akhirnya mendengus, “Berhenti menatapku seperti itu.” bisiknya. Pandangannya nampak mengamati wajah beberapa siswa yang kini mulai tertarik pada mereka berdua.

“Kenapa? Aku kan ingin melihat wajah pacarku.” ucapan Seung Gi itu sontak membuat jantung Ji Eun seperti melompat dari tempatnya. Ia kembali mengamati wajah-wajah itu sebelum akhirnya memberikan satu pukulan lemah pada Seung Gi.

FALLWhere stories live. Discover now